Balittri Bisa Jadi Mercusuar Bagi Kementan

Sabtu, 05 Januari 2019 – 11:45 WIB
Alat mesin pertanian (Alsintan) di persawahan. Foto: Istimewa

jpnn.com, SUKABUMI - Pemerintah terus menggiatkan pengembangan tanaman perkebunan, termasuk tanaman industri dan penyegar. Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri) memiliki berbagai teknologi yang dipercaya dapat mengangkat produktivitas komoditas tanaman industri dan penyegar.

“Saya mengapresiasi semua peneliti yang begitu berdedikasi dan tekun menghasilkan inovasi. Saya percaya Balittri bisa menjadi mercusuar bagi Kementan (Kementerian Pertanian.red).” Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Kementan Syukur Iwantoro, saat mengunjungi Kantor Balittri, di Sukabumi, Kamis (3/1).

BACA JUGA: Kementan Terus Kembangkan Instrumen Dagang SPS

Inovasi-inovasi yang dihasilkan oleh Balittri, disebut Syukur, memiliki potensi untuk dimanfaatkan oleh investor. Ia mendorong, Balittri dapat bekerja sama dengan perkebunan rakyat maupun milik negara, sehingga produktivitas tanaman industri dan penyegar, seperti kopi, kakao, teh, dan karet bisa meningkat signifikan.

“Teknologi dan inovasi yang dihasilkan di sini, bisa dimanfaatkan oleh pihak luar. PTPN VIII sudah tertarik bekerja sama, kita akan berikan bibit kopi hingga pendampingan dan pelatihan,” sebutnya.

BACA JUGA: Kementan Dorong Pangan Sehat dan Halal

Pekan depan direncanakan akan ditandatangani kesepakatan antara Kementan dan PTPN VIII. Memorandum of Understanding (MoU) tersebut meliputi pelepasan 500 ribu bibit kopi dari Balittra untuk PTPN VIII sekaligus penghijauan di DAS Citarum.

Tak hanya PTPN, Syukur juga mendorong Balittri untuk terus bekerja sama dengan petani, terutama perkebunan rakyat yang ada di sekitar kebun percobaan Balittri. Saat ini, harga beberapa komoditas perkebunan bergerak secara fluktuatif. Karena itu, peneliti Balittri diharapkan dapat membantu petani dalam meningkatkan produktivitasnya.

BACA JUGA: Alsintan jadi Solusi Meningkatkan Produksi Sektor Pertanian

“Sebelum mengajarkan petani untuk menerapkan GAP (good agricultural practices), kita harus pastikan budidaya komoditas pertanian bisa mengenyangkan perut petani. Pastikan hasilkan inovasi sehingga produktivitas mereka meningkat dan panen bisa lebih cepat,” jelas Syukur.

Pria yang saat ini turut menjabat sebagai Plt Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) tersebut juga mendorong pengembangan B100, yaitu bahan bakar mesin (BBM) yang bermuatan 100 persen bahan nabati. “

Balittri sudah bisa memproduksi B100. Kalau ini bisa dipasarkan dan dikembangkan secara masif, tentunya akan menjadi terobosan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat,” tutup Syukur.(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 2018 Ekspor Holtikultura Naik 12 Persen, Ini Upaya Kementan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler