Proyek balon udara raksasa milik NASA yang diluncurkan akhir Maret lalu di Selandia Baru, telah dihentikan pekan lalu dengan alasan keamanan. Bagian-bagian dari proyek itu jatuh di daerah peternakan di Australia.
Balon udara tersebut berukuran sebesar lapangan bola diluncurkan dari Bandara Wanaka di Selandia Baru. NASA menghentikan proyek ini setelah adanya kebocoran pekan lalu.
BACA JUGA: 8 Jurnalis Indonesia Berada di Australia Soroti Masalah Ekonomi Bagi Perempuan
Tim NASA dikerahkan ke lokasi jatuhnya balin itu di dekat perbatasan Queensland dan New South Wales.
Dalam pernyataannya NASA menyebutkan balon berbentuk labu itu dibuat dari bahan seukuran lapangan bola.
BACA JUGA: Sepanjang 2014, Indonesia Penerima Terbesar Bantuan Australia
Kepala Program Balon Udara NASA Debbie Fairbrother mengatakan, balon tersebut sempat mengudara selama 32 hari, paling lama dalam ujicoba serupa yang pernah dilakukan.
"Balon itu telah mencapai apa yang belum dicapai balon raksasa lainnya, yaitu mampu terbang pada ketinggian yang sama untuk waktu yang lama," jelasnya.
BACA JUGA: Giliran Australia Selatan akan Perketat Pemakaian Rokok Elektronik
Para petugas NASA akan meneliti penyebab kebocoran untuk perbaikan bagi proyek serupa di masa depan.
Bagian balon yang jatuh di peternakan Australia itu ditemukan peternak setempat. Salah seorang di antaranya, Marianne McCarthy, mengatakan ada kotak putih ukuran besar dan kamera.
"Sekitar 300 meter dari situ ada benda mirip parasut dengan kabel-kabelnya," jelasnya.
McCarthy mengatakan banyak warga yang penasaran saat melihat balon seukuran stadion bola terbang rendah di daerah itu. Ia sendiri mengaku baru melihatnya setelah balon itu jatuh.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Australia Mulai Perhitungkan Potensi Besar Industri Susu Unta