Bambang Brodjonegoro Ajak Mahasiswa Kembangkan Sikap Toleransi Aktif

Rabu, 30 Oktober 2019 – 06:55 WIB
Presiden Joko Widodo memperkenalkan Menristek dan Kepala Bidang Inovasi Bambang Brodjonegoro di Veranda Depan Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (/23/10). Foto : Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mendorong mahasiswa untuk mencapai mimpi Indonesia maju pada 2045 dengan toleransi aktif, kohesivitas (kebersamaan), dan usaha kreatif inovatif. Paling tidak ketiga hal tersebut dibutuhkan agar Indonesia maju dalam penguasaan teknologi.

"Pesan saya sebagai generasi tua kepada Anda para mahasiswa, pentingnya toleransi aktif," ungkap Bambang saat Pembekalan Pancasila dan Wawasan Keindonesiaan dari Tokoh dan Pemimpin Nasional Indonesia dalam rangka merayakan Hari Sumpah Pemuda 2019 di Auditorium BPPT II, Jakarta, Selasa (29/10).

BACA JUGA: PSI: Nabi Muhammad SAW Teladan Dalam Praktik Toleransi

Bambang yang tampil prima itu mampu memukau para mahasiswa. Terdengar bisik-bisik di antara mereka. "Wouw, menterinya pinter amat. Senang kalau dengar pidato menteri cerdas."

Mereka juga tampak semangat meski pidato sang menteri lumayan lama. Menristek mengungkapkan kepada ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di Jabodetabek bahwa toleransi aktif berbeda dengan toleransi pada umumnya yang bersifat pasif.

BACA JUGA: Indahnya Toleransi, Dua Gereja Sediakan Lahan buat Salat Id

"Kita merasa kalau tidak diganggu, saya juga tidak akan mengganggu. Atau saya tidak akan bereaksi kalau saya tidak diganggu. Itu toleransi yang sifatnya pasif. Toleransi aktif adalah Anda selalu berusaha di komunitas Anda, di kelas Anda, di kuliah, sampai di angkatan Anda, sampai di komunitas tempat tinggal, tempat kos, selalu berupaya menumbuhkan sikap toleransi. Kalau melihat ada teman yang barangkali kurang toleran, tolong diingatkan, tolong diajak supaya mereka lebih toleran," ungkap Menteri Bambang.

Dia menjelaskan toleransi aktif ini penting sebagai landasan Indonesia menjadi negara maju karena toleransi aktif akan membuat semua orang punya kesempatan yang setara untuk mencapai mimpinya.

"Kalau Anda mengedepankan toleransi berdasarkan kesetaraan, maka kita semua sebenarnya akan meletakkan negara ini menjadi negara maju," ungkapnya.

Jika semua mahasiswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk bermimpi, setiap mahasiswa akan lebih mudah untuk diajak dalam kohesitivas atau kebersamaan menuju mimpi Indonesia maju.

"Generasi Anda sudah harus berpikir apa mimpi Indonesia. Kalau saya ingin memberikan masukan, mimpi Indonesia paling tidak (menjadi) negara maju ketika kita merayakan seratus tahun kemerdekaan. Dan tentunya mimpi tadi atau upaya kita untuk membuat Indonesia menjadi negara maju harus diperkuat dengan kohesivitas sosial," ucapnya.

Selain mengajak mahasiswa untuk bekerja sama mencapai kemajuan Indonesia, Bambang juga mengajak mahasiswa mengubah paradigma dari yang hanya rajin dan tekun menjadi kreatif serta inovatif.

"Anda harus ikut terlibat dalam industri 4.0 sebagai sumber daya kreatif inovatif. Ini yang saya harapkan mulai berubah. Terus terang selama masa kami kuliah (dulu), kata kreatif inovatif itu belum menjadi jargon, belum menjadi key words, tapi untuk generasi Anda kreatif inovatif itu harus menjadi kata kunci, maksudnya hanya mahasiswa yang kreatif inovatif lah yang nantinya akan sukses," ungkap Bambang.

Dia juga juga mengajak para orang tua untuk membuka diri dan mendorong anak mereka mencari peluang kesuksesan melalui ide-ide baru.

"Kalau di zaman saya dulu, mungkin kata yang penting adalah rajin belajar kemudian tekun. Itu kata sifat yang selalu ditanamkan orang tua kepada mahasiswa, tapi sekarang orang tua pun juga harus cerita ke anaknya kamu harus jadi kreatif inovatif kalau mau sukses," pungkasnya. (esy/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler