Bambang Brodjonegoro Sebut Hasil Riset dari Indonesia Kurang Dikenal Dunia

Selasa, 26 November 2019 – 09:18 WIB
Menristek/BRIN Bambang Brodjonegoro. Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Ristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro menyerahkan Sertifikat Akreditasi Jurnal kepada 1.241 jurnal yang diwakili 500 peserta berbagai institusi dari Aceh sampai Papua.

Penyerahan sertifikat akreditasi jurnal sebagai bentuk apresiasi terhadap pengelola jurnal yang telah berhasil meningkatkan kualitas pengelolaan jurnal sesuai standar akreditasi yang ditetapkan.

BACA JUGA: Peringkat Perguruan Tinggi Berdasar Kinerja Penelitian, UI tak Masuk 10 Besar

"Publikasi ilmiah saat ini memegang peranan sangat penting sebagai bukti pertanggungjawaban ilmiah dan media komunikasi hasil penelitian sehingga dapat dikenal luas secara global," kata Bambang Brodjonegoro dalam acara Koordinasi Nasional Pengelolaan dan Penyerahan Sertifikat Akreditasi Jurnal di Jakarta, Senin (25/11).

Jurnal ilmiah, lanjutnya, juga merupakan wahana publikasi ilmiah agar karya ilmiah dapat diakui keberadaan dan dampaknya. Publikasi di jurnal ilmiah saat ini menjadi suatu kewajiban bagi pejabat fungsional dosen, peneliti, perekayasa, serta fungsional lainnya sebagai persyaratan kenaikan dan mempertahankan jenjang jabatan serta mahasiswa sebagai persyaratan kelulusan.

BACA JUGA: Menristekdikti: Penelitian Harus Ditingkatkan pada Riset Terapan

Hal tersebut berdampak pada peningkatan kebutuhan jurnal terakreditasi dan terindeks di pengindeks bereputasi internasional.

Dia juga mengapresiasi capaian dari kinerja Kemenristekdikti sebelumnya yang sudah berhasil membawa publikasi dan paten Indonesia sehingga tertinggi di ASEAN. Saat ini, jurnal terakreditasi nasional yang dibutuhkan sebanyak 8.500 jurnal. Dalam kurun satu tahun, akreditasi jurnal telah mengalami perkembangan yang cukup pesat dari sisi kuantitas.

BACA JUGA: Pemerintah Akan Danai Penelitian Kegunaan Ganja untuk Kebutuhan Medis

Sampai 17 November 2019, jurnal yang telah terakreditasi sebanyak 3.463, dari sekitar 2.218 jurnal terakreditasi di akhir tahun 2018.

Bambang Brodjonegoro mengatakan salah satu permasalahan yang masih dihadapi Indonesia yakni belum sebandingnya jumlah mahasiswa dan jumlah dosen dengan jumlah publikasi yang dihasilkan.

"Kurang dikenalnya penelitian anak negeri di tingkat global antara lain diakibatkan rendahnya publikasi global para peneliti tersebut," tandasnya.

Dia berharap akreditasi jurnal dapat memotivasi para pengelola jurnal peneliti untuk lebih giat menghasilkan publikasi berkualitas. Dan, perlahan menghilangkan ketergantungan penggunaan sistem pengindeks publikasi dari luar negeri.

Publikasi ilmiah diharapkan sebagai titik awal dari inovasi hasil riset yang dibutuhkan masyarakat, sehingga dapat berdaya saing produk inovasi bisa bersaing secara global. (esy/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler