jpnn.com - JAKARTA - Politisi Partai Golkar, Bambang Soesatyo mengatakan, pada dasarnya masalah bangsa ini setelah reformasi hanya satu, yakni soal kepemimpinan di tingkat nasional. Menurut Bambang Soesatyo, era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lebih rumit lagi karena begitu SBY dilantik jadi presiden pada 2009, masalah Century langsung muncul.
"Problem kepemimpinan, itulah pokok masalah bangsa ini. Terhadap pemerintahan SBY, begitu dilantik 2009, langsung ada masalah yang dimulai dengan Century," kata Bambang Soesatyo, dalam diskusi "Efektifitas Pemerintahan Menjelang Pemilu", di gedung Nusantara IV, komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (9/12).
BACA JUGA: Abraham: Kalau Atut tak Datang, Kita Jemput
Bergulirnya skandal Century menurut Bambang Soesatyo, itu karena kemenangan yang dulu didapat dengan cara yang tidak lazim. Politisi Golkar ini menuding kemenangan tersebut diduga dari dana bailout Bank Century.
"Karena tidak halal, inilah jadinya. Kita tinggal menunggu waktu saja. Tahun politik ini akan jadi tahun buang badan untuk menyelamatkan diri masing-masing. Jadi tidak ada itu mikirin rupiah menguat. Paling konsen menyelamatkan teman-teman saja agar tidak masuk penjara," tegas anggota Komisi III DPR itu.
BACA JUGA: Jelang Pemilu, Golkar Siapkan Nasionalisme Baru
Kalau sudah begini lanjutnya, tidak ada lagi yang bisa diharapkan dari pemerintahan. "Menggunakan hak menyatakan pendapat (HMP), juga tidak ada gunanya. Satu-satunya sikap harus sabar dan mengambil hikmahnya, tidak boleh ada lagi elit partai duduk di kabinet," ujar Bambang Soesatyo.
Demikian juga hal dengan sikap Partai Demokrat yang kembali mengungkit-ungkit BLBI. "Sekarang Demokrat dengan gagah gempitanya menyuarakan usut BLBI dengan asumsi itu ditujukan ke Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Padahal BLBI itu akhirnya juga akan bermuara ke Presiden SBY dan wakilnya karena saat ini pemerintahan dipimpin oleh SBY," ujarnya.
BACA JUGA: Curhat Kepala Daerah pada SBY Dibalas Ketua KPK
Terakhir anggota Timwas Century DPR itu mengingatkan, pada era orde baru, banyak orang "sakti" seperti Probosutedjo tidak bisa disentuh hukum. "Tapi begitu Soeharto tidak berkuasa, kan masuk penjara juga orang-orang 'sakti' itu," imbuhnya. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kinerja KPU Diklaim Makin Baik
Redaktur : Tim Redaksi