Bambang Sosesatyo Singgung Tantangan Milenial Saat Terima Kunjungan Putra Tommy Soeharto

Rabu, 27 Januari 2021 – 17:55 WIB
Ketua MPR RI sekaligus Ketua Umum IMI Bambang Soesatyo menerima kunjungan putra Tommy Soeharto, Dharma Mangkuluhur, di ruang kerjanya, Jakarta, Rabu (27/1). Foto: Humas MPR.

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menerima kunjungan Dharma Mangkuluhur Tommy Soeharto di ruang kerjanya, Rabu (27/1).

Putra dari Tommy Soeharto, itu merupakan salah satu pengurus Ikatan Motor Indonesia (IMI) periode 2021-2024.

BACA JUGA: Bamsoet: IMI akan Berikan Pelatihan Safety and Defensive Driving untuk Pengamanan VVIP

Bamsoet usai pertemuan menyatakan bahwa kaum muda sebagai tulang punggung menuju Indonesia Emas 2045, merupakan sebuah keniscayaan.

Ia menyebut, hasil sensus penduduk yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk Indonesia hingga September 2020 mencapai 270,2 juta jiwa.

BACA JUGA: Listyo Sigit Calon Kapolri Milenial di Era Digital, Paparannya Keren

Sebanyak 27,94 persen atau 75,5 juta jiwa merupakan Gen-Z kelahiran 1997-2012 yang kini berusia 8 tahun-23 tahun.

Milenial kelahiran 1981-1996 yang kini berusia sekitar 24-39 tahun mencapai 25,87 persen atau sekitar 69,9 juta jiwa.

BACA JUGA: Bamsoet Terus Galakkan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Kalangan Milenial

Menurutnya, bila ditotal maka jumlah kaum muda berusia maksimal 39 tahun sudah mencapai sekitar 145,4 juta jiwa atau 53,81 persen dari total penduduk Indonesia.

"Menunjukkan Indonesia sudah menikmati bonus demografi, di mana penduduk usia produktif lebih besar dari usia non-produktif," kata Bamsoet usai menerima Dharma Mangkuluhur yang juga pengurus IMI periode 2021-2024 dan bersiap maju menjadi calon ketua umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) pada Kongres mendatang.

Ketua ke-20 DPR ini mengingatkan bahwa bonus demografi tersebut bukan hanya mendatangkan peluang.

Melainkan juga memiliki tantangan tak mudah yang harus dijawab kalangan muda.

Salah satunya terkait tingginya tingkat pengangguran.

Ia menjelaskan BPS mencatat per Agustus 2020 jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang menganggur mencapai 9,77 juta, meningkat 38,58 persen dibandingkan Agustus 2019.

Menurutnya, selain pandemi Covid-19, banyak faktor lain yang menyebabkan kaum muda tidak memiliki pekerjaan.

"Misalnya karena tingkat pendidikan yang rendah, tidak memiliki skill, hingga ketiadaan lapangan pekerjaan," ungkap Bamsoet.

Ketum IMI ini juga menyoroti salah satu riset Kementerian Kesehatan (Kemeneks) yang menemukan tingginya penyakit tidak menular (PTM) seperti stroke, jantung iskemik, diabetes, dan sirosis hati, di kelompok usia muda.

Ia menjelaskan tingginya PTM tersebut bisa menyebabkan hilangnya produktivitas penduduk usia kerja sehingga sangat mengancam pencapaian bonus demografi.
Penyebabnya, kata dia, tidak lain karena pola hidup kurang sehat.

Dia menegaskan bahwa hal semacam ini menunjukkan tantangan yang dihadapi pemuda sangat banyak, tidak semudah yang dikira.

Dari mulai peningkatan skill, kompetensi, hingga menjaga kesehatan, sebagai penunjang produktivitas.

"Di sinilah peran penting organisasi kepemudaan yang tak hanya menjadi wadah pemersatu, tetapi juga menjadi problem solver atas berbagai permasalahan yang dihadapi kaum muda," pungkas Bamsoet. (*/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler