jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan di masa lalu, Indonesia menjadi rebutan bangsa-bangsa besar karena memiliki kekayaan rempah-rempah.
Para penjajah memanfaatkan tingkat heterogenitas bangsa Indonesia yang tinggi dengan melancarkan Devide et Impera, politik pecah untuk membuat bangsa Indonesia terpecah, sehingga bisa menguasai rempah-rempah dengan mudah.
BACA JUGA: Mantap! Bamsoet Sabet Juara I Duel Plate Eksekutif Kejuaraan Menembak Menkumham Cup 2023
Hal tersebut diungkapkan pria yang akrab disapa Bamsoet seusai menerima pengurus DPP Himpunan Putra Putri Keluarga Angkatan Darat, di Jakarta. Kamis (20/7).
Dia mengatakan dengan jumlah penduduk lebih dari 273 juta jiwa, terdiri dari 1.340 suku yang memiliki 733 bahasa, serta menganut 6 agama serta puluhan aliran kepercayaan, menjadi faktor sosiologis yang menempatkan tingkat heterogenitas tanah air ini sangat tinggi.
BACA JUGA: Ketua MPR Bamsoet Dorong Peningkatan Pendidikan Bagi Pekerja Migran Indonesia
"Ditambah posisi geografis yang strategis dalam lalu lintas kemaritiman, telah menempatkan kita sebagai magnet bagi berbagai kepentingan global sekaligus menempatkan kita pada posisi yang rentan dari ancaman perpecahan. Oleh karena itu, merawat persatuan dan kesatuan bangsa agar tak bisa diadu domba dan dipecah belah, merupakan sebuah keharusan," ujar Bamsoet.
Pengurus DPP Himpunan Putra Putri Keluarga Angkatan Darat yang hadir antara lain, Ketua Umum Hariara Tambunan, Sekjen M. Agus Miftah, Bendahara Umum M. Bowmen Marbun, Ketua I Bidang OKK Johanes Ratag, Ketua III Bidang Pemuda Hamka Yandu, Ketua V Bidang Hukum M. Iqbal Ramadhani, Ketua VI Bidang Pendidikan Muhammad Iqbal, Ketua VII Bidang Olahraga Herawati, dan Ketua VIII Bidang Perempuan Sofie Mandagi.
BACA JUGA: Pesan Penting Bamsoet Saat Pelantikan Pengurus DPW Pemuda Pancasila Sulsel
Dia mengingatkan, Pemilu dan Pilkada Serentak 2024 yang sudah semakin dekat, harus disambut dengan suka cita sebagai pesta demokrasi rakyat.
Jangan sampai pesta tersebut berubah menjadi bencana dan bergeser menjadi konflik horizontal, karena dimanfaatkan oleh segelintir pihak untuk menyebar hoaks dan memecah belah bangsa hanya karena kepentingan kekuasaan golongannya saja.
"Kerentanan penyebaran hoaks selama proses penyelenggaraan Pemilu\ dan Pilkada Serentak 2024 melalui media sosial patut diwaspadai. Mengingat tingginya tingkat penetrasi internet di tanah air," jelas Bamsoet.
Dia menerangkan, Laporan We Are Social menunjukkan, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia sebanyak 167 juta orang pada Januari 2023, setara 60,4 persen dari populasi di dalam negeri.
Pengguna Facebook mencapai 135,05 juta pengguna, Instagram mencapai 89,15 juta pengguna, serta Twitter mencapai 14,75 juta anggota.
"Tingginya penetrasi internet dan pengguna media sosial, juga harus diimbangi dengan keadaban digital. Ironisnya, dari laporan hasil survei Microsoft bertajuk Digital Civility Index (Indeks Keadaban Digital) tahun 2020 yang dirilis Februari 2021, Indonesia menempati urutan 29 dari 32 negara yang disurvei, atau yang 'terburuk' untuk kawasan Asia Pasifik," pungkas Bamsoet. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bamsoet Ajak Semua Pihak Tumbuhan UMKM Indonesia
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian