jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo alias Bamsoet mengapresiasi kesiapan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam merealisasikan program makan bergizi gratis dari presiden dan wapres terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Bamsoet menyebut kesiapan tersebut salah satunya melalui peningkatan produksi berbagai bahan pangan.
BACA JUGA: Program Makan Bergizi Prabowo Berpotensi Menciptakan Lapangan Kerja
"Misalnya, target produksi pangan pada 2025, meliputi padi sebanyak 56,05 juta ton, jagung KA 28 persen sebanyak 22,59 juta ton, kedelai 350 ribu ton, ubi jalar 1,57 juta ton, kacang tanah 351 ribu ton dan kacang hijau 166 ribu ton," sebut Bamsoet usai bertemu Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Selasa (6/8).
Target produksi pangan lainnya, lanjut Bamsoet, yakni 56 juta ton untuk gabah kering giling, jagung kurang lebih 22 juta ton, kemudian kedelai, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, serta kacang hijau.
BACA JUGA: Konon, Prabowo Sudah Memulai Program Makan Bergizi Sejak Januari
Bamsoet meyakini program makan bergizi ini akan memberikan banyak manfaat.
Selain memberikan gizi yang dibutuhkan para anak, juga memberikan multiplier effect yang besar bagi lapangan pekerjaan baru khususnya di sektor pangan, sepertu petani, peternakan sapi perah.
BACA JUGA: PBB Puji Program Makan Bergizi dari Prabowo-Gibran, Pengamat Pertanian Wayan Supadmo Merespons
Program Prabowo-Gibran ini juga akan menggerakkan perekonomian masyarakat desa, dan membawa pengaruh bagi pelaku usaha kecil dan menengah.
"Makan bergizi tidak berdiri tunggal. Makan bergizi adalah hilir, hulunya adalah ada bawang, ada cabai, ada beras, ada telur, ada ikan, ada ayam. Semuanya diharapkan dapat dipenuhi dalam negeri," terang Bamsoet.
Menurut Bamsoet, jika seluruh bahannya dipenuhi dari dalam negeri bisa memberikan keuntungan untuk petani.
Program makan bergizi gratis juga akan membuat program belajar mengajar berjalan efektif.
Hal ini mengingat sebesar 41 persen atau sekitar 18 juta anak di Indonesia pergi sekolah dengan perut kosong. Selain juga dapat mengatasi kelaparan dan malnutrisi di Indonesia.
Bamsoet lantas mengutip laporan Global Hunger Index 2023 hasil kerja sama organisasi Welt Hunger Hilfe (WHH) dan Concern Worldwide, menempatkan Indonesia berada di peringkat ke-77 dengan skor 17,6.
"Selain mengatasi kelaparan, program makan bergizi gratis juga bisa mengatasi berbagai permasalahan gizi buruk," tegas Bamsoet.
Pada tahun ini, lanjut dia, diperkirakan sekitar 6,5 persen dari populasi mengalami kekurangan gizi atau undernourished yang melibatkan kurang lebih 17,7 juta orang, dan bisa menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk kurang gizi tertinggi di Asia Tenggara. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi