jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) melalui Duta Besar Italia untuk Indonesia, H.E. Mr. Benedetto Latteri, mengajak para investor Italia bekerja sama membangun sirkuit balapan Formula 1 (F1) di Bali.
Sebagai destinasi wisata nomor satu di Indonesia dan juga telah memiliki reputasi pariwisata terbaik di dunia, Bali sangat menjanjikan untuk dihadirkan sirkuit F1.
BACA JUGA: Terima Dukungan Gubernur Koster Maju Caketum IMI, Bamsoet Dorong Pembangunan Sirkuit F1 di Bali
Baik dari sisi investor karena potensi market-nya sudah sangat jelas, maupun dari masyarakat Bali sebagai pengembangan potensi ekonomi dan daerah.
Menurutnya pula, lahan pemerintah daerah yang sangat strategis di Bali bisa dikerjasamakan dengan seizin gubernur Bali.
BACA JUGA: Bamsoet Uji Coba Sirkuit F1 Istanbul Park Turki
"Tak kurang dari 200 hektare untuk pembangunan sirkuit F1 di Bali," ujar Bamsoet usai menerima Duta Besar Italia untuk Indonesia, H.E. Mr. Benedetto Latteri, di ruang kerja ketua MPR RI, Jakarta, Selasa (1/12).
Bamsoet menuturkan Italia sebagai negara yang memiliki industri otomotif terbesar dunia, menghasilkan Ferrari, Lamborghini, dan Maserati, punya peluang besar bekerja sama mengembangkannya di Indonesia.
BACA JUGA: Pemulihan Pasar Otomotif Indonesia Ditaksir Butuh 3 Tahun
"Salah satunya dengan membangun sirkuit F1," tegas calon ketua umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini.
Bamsoet mengungkapkan, pertumbuhan pecinta otomotif di Indonesia sangat pesat.
Menurutnya, dalam setahun tidak kurang dari 1.600 even otomotif digelar di berbagai daerah.
Bahkan setiap pagelaran F1 di Singapura, Singapore Tourism Board (STB) selalu menargetkan sedikitnya lima ribu penonton dari Indonesia.
Hal ini menunjukkan betapa besarnya kecintaan warga Indonesia terhadap F1.
"Selain itu, akses penerbangan internasional dari dan menuju Bali sudah sangat banyak, menjangkau berbagai negara besar dunia. Sehingga memudahkan pecinta F1 dari berbagai negara untuk datang menyaksikan F1 di Bali," ungkap Bamsoet.
Ketua ke-20 DPR RI ini memaparkan, penyelenggaraan F1 di berbagai negara bisa mendatangkan keuntungan hingga triliunan rupiah.
Ia mencontohkan, perusahaan akuntan global PricewaterhouseCoopers memperkirakan Azerbaijan mendapatkan keuntungan ekonomi mencapai USD 506 juta atau sekitar Rp 7 triliun selama empat tahun menyelenggarakan F1.
Nah, Bamsoet pun menambahkan sebagai langganan tuan rumah yang rutin menyelenggarakan balapan F1, Italia tentu telah memiliki segudang pengalaman.
Baik dalam pembangunan sirkuit hingga manajemen penyelenggaraan agar mendapatkan keuntungan maksimal.
"Tak salah jika kami mengajak Italia untuk bekerja sama. Duta besar pun menyambutnya dengan antusias," papar Bamsoet.
Wakil ketua umum Kadin Indonesia ini menerangkan, dari segi prestise, sudah selayaknya Indonesia memiliki sirkuit F1, melengkapi pembangunan sirkuit Mandalika yang akan digunakan untuk MotoGP.
Terlebih lagi bila mengingat negara tetangga di skala ASEAN saja sudah memiliki sirkuit untuk balapan F1.
Antara lain Malaysia dengan Sirkuit Sepang, Singapura dengan Sirkuit Jalan Raya Marina Bay, dan Vietnam dengan Sirkuit Jalanan Hanoi.
Sebagai negara terbesar dari segi luas wilayah, jumlah penduduk, maupun kekuatan ekonomi, Indonesia sepatutnya sudah bisa membuat Sirkuit F1. "Bali adalah pilihan terbaik," tegasnya.
Selain karena kondisi sosial masyarakat yang mendukung, para pecinta F1 rasanya juga tak akan keberatan datang ke Bali.
"Mereka bisa datang menonton keseruan balapan, setelah itu menikmati berbagai destinasi wisata alam dan budaya di Bali," pungkas Bamsoet. (*/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Boy