Bamsoet Dorong Pemerintah Terima Tawaran Kerja Sama Rusia Soal Vaksin Covid-19

Senin, 22 Maret 2021 – 20:38 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menerima kunjungan Duta Besar Rusia Indonesia, H.E. Mr. Lyudmila Vorobieva, Senin (22/3), di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Foto: Humas MPR RI.

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menekankan pemerintah Indonesia perlu segera menyetujui pengadaan vaksin Covid-19 buatan Rusia.

Menurut Bamsoet, hal ini untuk mendukung pelaksanaan vaksinasi gotong royong, sebuah program penyuntikan vaksin Covid-19 yang diberikan secara gratis dari pelaku usaha Indonesia kepada para pekerjanya.

BACA JUGA: Sputnik-V Asal Rusia Diklaim jadi Vaksin Covid-19 Paling Lengkap

Dia menjelaskan saat ini Rusia sudah memproduksi dan menggunakan tiga jenis vaksin, yakni Sputnik V, EpiVacCorona, dan CoviVac.

Selain itu, juga sedang mengembangkan vaksin Sputnik Light yang bisa digunakan untuk anak-anak dengan penggunaan cukup satu kali suntikan.

BACA JUGA: Bukan Cuma Israel, Rusia Juga Kirim Vaksin ke Palestina

Menurutnya, baru Sputnik V yang teregistrasi di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mendapatkan izin penggunaan darurat di Indonesia, sementara EpiVacCorona, CoviVac dan Sputnik Light belum teregistrasi.

Rusia sendiri melalui BUMN-nya RDIF (Rusian Direct Investment Fund) telah menunjuk perusahaan swasta nasional sebagai representatif mereka di Indonesia.

BACA JUGA: MPR RI: Pemahaman Masyarakat yang Keliru Tentang Vaksin Covid-19 Harus Diluruskan

Ketua ke-20 DPR RI ini menuturkan BPOM dan Kementerian Kesehatan perlu memberikan perhatian.

Pasalnya, kata Bamsoet, berdasar penjelasan Duta Besar Rusia Indonesia, H.E. Mr. Lyudmila Vorobieva, vaksin mereka punya berbagai keunggulan yang diperlukan untuk penduduk Indonesia.

“EpiVacCorona misalnya, bisa digunakan untuk lansia di atas 60 tahun. Sementara CoviVac bisa disimpan di suhu 2-8 derajat celcius, dengan penggunaan sebanyak dua kali yakni disuntikan di hari pertama dan di hari ke-14 setelah penyuntikan pertama," ujar Bamsoet usai menerima Dubes Lyudmila di ruang kerja ketua MPR RI di Jakarta, Senin (22/3).

Bamsoet mengutip penjelasan Dubes Lyudmila menerangkan untuk Sputnik V yang telah teregistrasi di BPOM dan menunggu izin edar keunggulannya antara lain memiliki efikasi 91,6 persen, mudah didistribusikan karena hanya butuh disimpan di suhu 2-8 derajat celcius, dan harga relatif lebih murah yakni kurang dari USD 10.

Menurut dia lagi, penyuntikan vaksin itu dilakukan sebanyak dua kali dengan jeda waktu 21 hari dari yang pertama.

Sebagai catatan, Dubes Rusia menyebut Vaksin Sputnik dikembangkan oleh Pusat Epidemiologi dan Mikrobiologi Nasional Gamaleya di Moskow, sebuah pusat penelitian yang dikelola negara.

Gamaleya memproduksi vaksin dengan dukungan dari dana investasi langsung Rusia.

Hasil uji klinis fase 3 menunjukkan Sputnik V memiliki efikasi yang sangat optimal (antara 91,6 persen hingga 95 persen) terhadap infeksi corona. Berdasar penjelasan peneliti, katanya, hasil ini sejalan dengan data kemanjuran yang dilaporkan pada tahap awal uji coba yang telah dimulai di Moskow, September 2020.

Penggunaan vaksin ini, kata Dubes, sudah disetujui di Rusia, Belarusia, Serbia, Argentina, Bolivia, Aljazair, Venezuela, Paraguay, Turkmenistan, Hongaria, UEA, Iran, Guinea, Tunisia, Armenia dan wilayah Palestina.

Vaksin buatan Rusia ini, katanya, didasarkan pada DNA adenovirus jenis SARS-CoV-2.

Vaksin ini menggunakan virus yang telah dilemahkan untuk mengirimkan sebagian kecil patogen dan menstimulasi respons imun dan tidak ada efek samping serius yang dilaporkan terkait vaksinasi.

Mayoritas efek samping yang dilaporkan ringan, seperti nyeri di tempat suntikan, gejala seperti flu dan kelelahan.

"Selain menawarkan vaksin, Rusia juga mengajak Indonesia menjadi salah satu negara pusat produksi berbagai jenis vaksin buatan Rusia,” kata Bamsoet.

Sehingga, lanjut Bamsoet, Indonesia tak hanya sekadar menjadi konsumen, melainkan juga turut menjadi produsen.

Dia menegaskan tawaran bagus tersebut harus disambut baik oleh pemerintah Indonesia.

“Selain untuk meningkatkan investasi, juga bisa dimanfaatkan untuk transfer teknologi dan pengetahuan seputar vaksin Covid-19," jelas Bamsoet.

Wakil ketua umum Kadin Indonesia ini menerangkan makin banyak jenis vaksin Covid-19 yang masuk, kian bagus bagi percepatan vaksinasi terhadap berbagai kalangan penduduk di tanah air.

Mengingat, lanjut Bamsoet, untuk tercapainya herd immunity, vaksinasi minimal harus dilakukan kepada 181.554.465 penduduk.

Data Satgas Covid-19 mencatat per 21 Maret 2021 vaksinasi kesatu sudah dilakukan kepada 5.533.379 penduduk.

Sementara vaksinasi kedua sudah dilakukan kepada 2.301.978.

“Kita (Indonesia) menargetkan pada peringatan HUT ke-76 Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus mendatang, Indonesia sudah bebas Covid-19. Untuk mencapainya, selain menerapkan protokol kesehatan secara ketat, juga harus didukung dengan percepatan vaksinasi," pungkas Bamsoet.

Turut hadir antara lain Sekretaris Ketiga Kedutaan Besar Rusia Mr. Roman Romanov, Perwakilan Dagang Federasi Rusia di Indonesia Mr. Sergey Rossomakhov, dan perwakilan Dagang Senior Ms. Maria Mitsura. (*/jpnn)

 

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler