Bamsoet Dorong Politikus Golkar Peduli Medsos dan Big Data

Sabtu, 07 April 2018 – 22:44 WIB
Ketua DPR Bambang Soesatyo di acara Orientasi Fungsionaris DPP Partai Golkar di Jakarta, Sabtu (7/4). Foto: Bambang Soesatyo for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Koordinator Bidang Pratama DPP Partai Golkar Bambang Soesatyo mengajak sesama kader partainya agar makin peduli media sosial dan big data di dunia maya untuk strategi politik. Sebab, big data saat ini punya peran penting untuk strategi pemenangan di pilkada dan pemilu.

Bamsoet -panggilan karib Bambang- menyampaikan ajakannya saat menjadi pembicara pada acara Orientasi Fungsionaris DPP Partai Golkar di Jakarta Pusat, Sabtu (7/4). Menurutnya, pemanfaatan teknologi digital dengan memanfaatkan big data yang terdiri dari miliaran megabyte data di dunia maya sudah terbukti dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat.

BACA JUGA: Airlangga Sudah Tahu soal 2 Parpol Lagi Bakal Usung Jokowi

“Pemanfaatan teknologi digital dengan memanfaatkan big data yang terdiri dari milyaran megabyte data di dunia maya, dalam pemenangan pilkada, pileg dan pilpres harus mulai kita gunakan. Penggunaan teknologi akan menjadikan kampanye politik menjadi lebih rasional, karena berdasarkan fakta, data dan analisis yang valid,” ujarnya.

Legislator Golkar yang kini menjadi ketua DPR itu menjelaskan, media sosial dan kecanggihan teknologi akan memengaruhi penilaian masyarakat terhadap partai politik, politisi, kandidat kepala daerah ataupun calon presiden. Sedangkan bagi politikus, teknologi digital memudahkan untuk memahami demografi, termasuk karakter masyarakat dan pemilih.

BACA JUGA: Tagar #2019GantiPresiden Beredar, Begini Respons Golkar

“Di zaman old, para politisi biasanya menganalisis potensi perolehan suara berdasarkan distrik. Misalnya, dengan membagi dapil berdasarkan mayoritas-minoritas," lanjut dia.

Setelah adanya big data, kata Bamsoet, para politisi bisa memanfaatkannya untuk memetakan demografi, sejarah kontribusi pemilih dalam politik, pandangan politik pemilih. "Hingga urusan remeh seperti konsumsi media, aktivitas di media sosial hingga status kepemilikan rumah atau kendaraan," tuturnya.

BACA JUGA: Bamsoet Ajak Kader Golkar Perjuangkan Airlangga Jadi RI 2

Politikus yang aktif di medsos itu lantas mencontohkan pemanfaatan data pengguna Facebook oleh Cambridge Analytica untuk memenangkan Donald Trump dalam Pilpres AS 2016. Padahal, dalam berbagai survei sebelumnya menempatkan popularitas Hillary Clinton mengungguli Trump.

“Trump telah membuktikan keampuhan penggunaan big data dari Facebook untuk memenangkan Pilpres Amerika Serikat, walaupun akhirnya Facebook terkena imbas negatif akibat kebocaran data penggunanya yang dimanfaatkan untuk kepentingan politik,” kata Bamsoet.

Menurut Bamsoet, penggunaan big data di Pilpres AS bukanlah hal baru. Sebab, George W Bush pada Pilpres AS 2004 juga telah memanfaatkan big data sebagai strategi kampanye politiknya.

Hal serupa juga dilakukan Barack Obama. Bahkan, tim kampanye Obama membentuk tim analis data yang terdiri dari 100 staf analis untuk memastikan target pemilih.

“Negara lain juga telah memanfaatan big data dalam pemilunya. Pada Pemilu di Kenya tahun 2013, Uhuru Kenyatta menggandeng Cambridge Analytica untuk mengolah data pemilih guna menghadirkan kampanye yang tepat sasaran. India dan Malaysia juga akan menggunakan big data dalam Pemilu di negara tersebut,” paparnya.

Bamsoet meyakini pemanfaatan big data untuk strategi pemenangan pemilu di Indonesia tidak akan sukar diterapkan. Terlebih, saat ini pengguna smartphone di Indonesia mencapai 160 juta pengguna.

Tak hanya itu, pengguna media sosial aktif di Indonesia mencapai 130 juta orang dengan rata-rata berselancar di media sosial antara 23 menit hingga 3 jam setiap harinya. Hanya saja, kata Bamsoet, belum semuanya termanfaatkan secara maksimal.

“Padahal, siapa yang mampu memanfaatkan big data akan unggul dalam bidang apa saja, baik bisnis, intelijen, politik serta bidang lainnya. Data yang ada bisa diolah menjadi salah satu senjata utama dalam memenangkan berbagai pertarungan, termasuk pertarungan politik,” pungkas Bamsoet.(eno/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wacana Pilkada Tidak Langsung Kembali Mencuat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler