jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR sekaligus Waketum Partai Golkar Bambang Soesatyo alias Bamsoet memberikan apresiasi atas pertemuan Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid dengan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rosan Roeslan.
Pertemuan kedua tokoh tersebut berlangsung di acara open house yang diadakan di kediaman Rosan Roeslani.
BACA JUGA: Bamsoet Apresiasi 60 Kader Pemuda Pancasila Terpilih dalam Pemilu Legislatif 2024
Pertemuan keduanya diharapkan mampu menjembatani parpol yang mendukung Prabowo, serta parpol yang mendukung Ganjar untuk bersatu dan bergabung dalam pemerintahan ke depan.
"Akhirnya dua sahabat bersama kembali setelah beberapa lama berada dalam dua kubu yang berbeda. Saya berharap pertemuan keduanya bisa menjembatani dua kubu yang bertarung pada Pilpres 2024 lalu untuk bersatu dalam koalisi besar pemerintahan Presiden Prabowo," ujar Bamsoet, Kamis (11/3).
BACA JUGA: Bamsoet Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Parpol Lain di Luar Koalisi Indonesia Maju
Bamsoet mengingatkan di dalam dunia politik agar politikus tidak boleh gampang terbawa perasaan.
Sebab, menurut Bamsoet, politik ibarat sebuah 'permainan'. Jadi, ketika sebuah permainan usai, maka semua pemain harus kembali bersatu.
BACA JUGA: Bamsoet dan Jakpro Siapkan Pengembangan KEK Otomotif Pulomas Jakarta
"Di dunia politik dikenal pameo no hard feeling. Jangan mudah sakit hati. Karena sesungguhnya 'politics is the games'. Kemenangan dan kekalahan merupakan bagian dari kehidupan setiap orang. Dalam politik kita bisa mati berkali-kali dan hidup berkali-kali," ujar Bamsoet.
Dia berharap dalam pemerintahan Prabowo Subianto ke depan tidak ada parpol yang menjadi oposisi.
Semua parpol yang bertarung pada Pemilu 2024 dan masuk di dalam parlemen bisa bergabung agar pemerintahan bisa berjalan lebih baik dan efektif.
"Sekali lagi saya menegaskan, mendukung penuh jika Presiden terpilih Prabowo Subianto merangkul semua partai politik untuk masuk dalam koalisi," kata Bamsoet.
Dia berharap para pemimpin parpol juga mau untuk bergabung dan menyatukan langkah dengan pemerintahan yang baru agar lebih mudah dalam mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Menurut Bamsoet, Indonesia tidak mengenal oposisi, karena demokrasi yang dianut adalah demokrasi gotong royong.
Sistem presidensial yang dianut bangsa Indonesia pun tidak seperti negara-negara lain yang hanya ada dua partai besar, didalam dan diluar pemerintahan (oposisi).
"Checks and balances dapat kita lakukan tanpa oposisi melalui mekanisme sistem hukum ketatanegaraan yang ada," terangnya.
Bamsoet menegaskan musyawarah untuk mufakat menjadi ciri khas berdemokrasi di Indonesia.
"Ini adalah momentum yang tepat untuk kita semua para elit politik mengakhiri dan menutup celah adu domba sesama anak bangsa atas nama demokrasi, namun mengancam keutuhan bangsa," pungkas Bamsoet. (mrk/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi