jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengapresiasi kiprah Agung Sedayu Group, Salim Group, serta Matrix Concepts Holdings Berhad dari Malaysia yang telah membangun Menara Syariah.
Wakil Ketua Dewan Pembina Masyarakat Ekonomi Syariah ini menyatakan menara ini dibangun sebagai bagian dari Islamic Financial District di lahan seluas 23,5 hektare di kawasan Pantai Indah Kapuk 2 (PIK 2), Jakarta.
BACA JUGA: Kasus Pembunuhan Letkol Mubin, Bamsoet: Harus Diusut Tuntas
Perbankan, asuransi, serta berbagai aktivitas ekonomi dan keuangan syariah lain akan hadir disini. Menara Syariah menunjukkan eratnya persahabatan dua negara serumpun, Indonesia dan Malaysia, dan pemeluk agama Islam sekaligus ekonomi dan keuangan syariah terbesar di dunia.
"Global Islamic Economy Report 2020-2021 melaporkan pada 2019 saja tercatat 1,9 miliar muslim di berbagai penjuru dunia membelanjakan USD 2,02 triliun untuk memenuhi kebutuhan mereka sesuai prinsip syariah,’’ ungkapnya.
BACA JUGA: Harga Tiket Pesawat Turun, Bamsoet Mengapresiasi Pemerintah
Hal ini menunjukan betapa besarnya potensi pasar ekonomi syariah dunia. Indonesia dan Malaysia bekerja sama menjadikan Menara Syariah sebagai pusat ekonomi syariah dunia.
Hal itu dikatakan Bamsoet seusai menyaksikan Topping Off Menara Syariah oleh Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin di kawasan PIK 2, Jakarta, Selasa (23/8).
BACA JUGA: Bamsoet Dorong Peningkatan Prestasi Atlet Golf Indonesia
Selain dihadiri Wakil Presiden Republik Indonesia KH Ma'ruf Amin, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid, serta pendiri Agung Sedayu Group Sugianto Kusuma serta Direktur Utama Agung Sedayu Group Nono Sampono hadir.
Ketua DPR RI ke-20 sekaligus mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan Global Islamic Economy Report 2020-2021 mencatat peran Indonesia dalam tujuh sektor ekonomi syariah dunia sangat kuat.
Misalnya, pada sektor makanan halal, dari total USD 1,17 triliun yang dikeluarkan oleh 1,9 miliar penduduk muslim dunia, USD 144 miliar berputar di Indonesia.
"Dari USD 66 miliar ekonomi syariah pada sektor kosmetika halal, USD 4 miliar di antaranya berputar di Indonesia. Ditambah dari sekitar USD 2,88 triliun industri keuangan syariah dunia, USD 99,2 miliar di antaranya berputar di industri keuangan syariah Indonesia," jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menambahkan laporan Global Islamic Economy 2020-21 juga mencatat potensi ekonomi syariah Indonesia mencapai Rp 2.937 triliun.
Indonesia juga telah naik peringkat 4 dari peringkat 5 dunia untuk pengembangan keuangan syariah setelah Malaysia, Arabi Saudi dan Uni Emirat Arab.
Sementara itu, aset keuangan syariah di Indonesia menempati peringkat 7 dunia dengan total aset mencapai USD 99 miliar.
"Menurut Global Islamic Fintech Report 2021, Indonesia berada dalam posisi kelima market size transaksi fintech syariah setelah Arab Saudi, Iran, Persatuan Emirat Arab, dan Malaysia, dengan nilai transaksi yang dicatatkan Indonesia mencapai USD 2,9 miliar pada tahun 2020 lalu,"kata Bamsoet. (mrk/jpnn)
Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi