Sosialisasi Empat Pilar bersama KAHMI

Bamsoet Ingatkan Kader KAHMI soal Potensi Perpecahan

Selasa, 27 Oktober 2020 – 18:03 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo saat Sosialisasi Empat Pilar bersama kader KAHMI. Selasa (27/10). Foto: Humas MPR RI.

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan bangsa Indonesia masih dihadapkan pada tantangan kebangsaan di tengah pandemi Covid-19.

Tantangan itu antara lain melemahnya toleransi dalam keberagaman, demoralisasi generasi muda, dan memudarnya identitas serta karakter bangsa.

BACA JUGA: Bamsoet Ungkap Data tentang Kondisi Pemuda Indonesia, Ini Harus Jadi Perhatian

Karena itu dia sangat mengharapkan partisipasi kader KAHMI agar berperan aktif menyampaikan narasi-narasi kebangsaan demi menumbuhkan semangat nasionalisme, dan membangun karakter kebangsaan khususnya di kalangan generasi muda bangsa.

Hal itu disampaikan Bamsoet dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI bersama Majelis Nasional Korps Alumni Mahasiswa Islam Indonesia (KAHMI), yang berlangsung secara virtual di Jakarta, Selasa (27/10).

BACA JUGA: Ikhtiar Pentolan Honorer K2 demi Kepastian Gaji PPPK

Anggota Dewan Pakar KAHMI ini menyebutkan, Indonesia memang kaya akan sumber daya. Tetapi kekayaan paling berharga dari bangsa ini bukanlah tambang emas dan minyak bumi, melainkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa.

Dia mengakui bahwa bangsa kita sangat rentan dari perpecahan. Secara geografis, Indonesia adalah negara kepulauan yang terpisah oleh lautan. Secara sosio-kultural juga juga terdiri dari beragam suku, budaya, adat istiadat, agama dan kepercayaan.

BACA JUGA: Anak Menko Polhukam Mahfud MD Dipermainkan Seorang Pegawai Pelayanan Publik

"Kita beruntung karena punya Pancasila sebagai benteng ideologi untuk menghadapi berbagai potensi ancaman yang dapat mencerai-beraikan ikatan kebangsaan," kata Bamsoet.

MPR sendiri menurut Waketum KADIN Indonesia itu, telah menerbitkan Ketetapan MPR RI Nomor V/MPR/2000 tentang Pemantapan Persatuan dan Kesatuan Nasional, yang merumuskan 12 butir arah kebijakan dalam usaha memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Di antara butir-butir arah kebijakan itu adalah menjadikan nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya bangsa sebagai sumber etika kehidupan berbangsa dan bernegara, dalam rangka memperkuat akhlak dan moral penyelenggara negara dan masyarakat.

"Menjadikan Pancasila sebagai ideologi negara yang terbuka dengan membuka wacana dan dialog terbuka di dalam masyarakat, sehingga dapat menjawab tantangan sesuai dengan visi Indonesia masa depan," ucap Bamsoet.

Berikutnya meningkatkan kerukunan sosial antar dan antara pemeluk agama, suku, dan kelompok-kelompok masyarakat lainnya melalui dialog. Menegakkan supremasi hukum dan perundang-undangan secara konsisten dan bertanggung jawab, serta menjamin dan menghormati hak asas manusia.

"Kelima, meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat, khususnya melalui pembangunan ekonomi yang bertumpu pada pemberdayaan ekonomi rakyat dan daerah," lanjut Waketum SOKSI ini.

Selanjutnya, memberdayakan masyarakat melalui perbaikan sistem politik yang demokratis sehingga dapat melahirkan pemimpin yang berkualitas, bertanggung jawab, menjadi panutan masyarakat, dan mampu mempersatukan bangsa dan negara.

Ketetapan MPR itu juga mengatur peralihan kekuasaan secara tertib, damai, dan demokratis sesuai dengan hukum dan perundang-undangan.

Selain itu, menata kehidupan politik agar distribusi kekuasaan, dalam berbagai tingkat struktur politik dan hubungan kekuasaan, dapat berlangsung dengan seimbang.

Memberlakukan kebijakan otonomi daerah, menyelenggarakan perimbangan keuangan yang adil, meningkatkan pemerataan pelayanan publik, memperbaiki kesenjangan dalam pembangunan ekonomi dan pendapatan daerah, serta menghormati nilai-nilai budaya daerah berdasarkan amanat konstitusi.

Lalu, meningkatkan integritas, profesionalisme, dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan negara, serta memberdayakan masyarakat untuk melakukan kontrol sosial secara konstruktif dan efektif.

Butir lainnya mengefektifkan TNI sebagai alat negara yang berperan dalam bidang pertahanan dan Polri sebagai alat negara yang berperan dalam bidang keamanan.

"Terakhir, meningkatkan kemampuan sumber daya manusia Indonesia, sehingga mampu bekerja sama dan bersaing sebagai bangsa dan warga dunia dengan tetap berwawasan pada persatuan dan kesatuan nasional," pungkas Bamsoet.(jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler