Bamsoet: Jangan Dramatisasi Melemahnya Ekonomi di Tengah Wabah Corona

Minggu, 22 Maret 2020 – 18:12 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo alias Bamsoet saat menghadiri Sarasehan dan Tasyakuran Ketua MPR RI di DPD I Partai Golkar Jawa Tengah, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (24/10/19). Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet), mengajak seluruh elemen masyarakat terus menjaga dan memperkuat optimisme di tengah meluasnya wabah corona (covid-19).

Politikus Partai Golkar itu yakin bahwa masa-masa sulit seperti sekarang akan bisa dilalui pada waktunya nanti.

BACA JUGA: Bamsoet: Rapid Test Covid-19 Harus Dilakukan Merata

Ia menjelaskan otoritas Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok, beberapa hari lalu melaporkan tidak adanya kasus baru Covid-19 selama tiga hari berturut-turut.

Oleh karena itu, Bamsoet menegaskan kalau penularan wabah Covid-19 di Wuhan bisa direduksi atau terhenti, hal yang sama juga bisa terjadi di negara lain termasuk di Indonesia.

BACA JUGA: Rupiah Ambyar, Bamsoet Minta Masyarakat Tidak Panik

"Masyarakat Indonesia jangan pesimistis. Sebaliknya, tetaplah optimistis," tegas Bamsoet, Minggu (22/3).

Demi menjaga dan memperkuat optimisme itu, Bamsoet mengimbau semua pihak untuk tidak mendramatisasi fakta atau indikator yang menggambarkan proses melemahnya perekonomian nasional.

BACA JUGA: Bamsoet Minta Tim Covid-19 Periksa 49 WN Tiongkok Masuk Sultra

"Proses pelemahan ekonomi akibat wabah nCoV-19 sudah diprediksi," katanya.

Menurutnya, indikator ekonomi seperti nilai tukar valuta, indeks harga saham gabungan hingga harga energi seperti minyak dan gas, memang harus dipublikasikan secara berkelanjutan untuk diketahui publik.

"Namun, publikasi indikator-indikator ekonomi itu hendaknya tidak didramatisasi untuk tujuan membuat publik takut," ungkap Bamsoet mengingatkan.

Menurut dia, tidak  hanya masyarakat Indonesia, komunitas global pun tahu dan sedang merasakan ragam kerusakan akibat wabah corona.

Ia menegaskan orang awam sekalipun tahu bahwa pembatasan mobilitas warga yang terus dieskalasi, apalagi sampai pada tahapan lockdown sebuah kota atau negara akan menimbulkan kerusakan di sana sini, termasuk di sektor ekonomi.

Produktivitas pekerja pasti menurun. Ada pabrik yang harus ditutup sementara sehingga volume produksi merosot, permintaan melemah, mata rantai pasokan dan distribusi barang tidak lancar.

"Bahkan sampai pada potensi lonjakan harga barang dan belanja berlebihan karena panik," ujarnya.

Pada saat-saat seperti ini, lanjut dia, setiap komunitas dihadapkan pada pilihan yang tidak mudah. Kerja keras membatasi penyebarluasan wabah Covid-19 otomatis menuntut pengorbanan dari sektor lain, termasuk ekonomi dan semua sub-sektornya. 

Saat ini, banyak negara termasuk Indonesia, tidak hanya sekadar menerapkan pembatasan, tetapi juga harus mengeluarkan anggaran ekstra untuk melindungi semua warga negara dari kemungkinan tertular Covid-19.

"Tidak hanya alokasi anggaran, bahkan waktu, tenaga serta pikiran seluruhnya fokus pada upaya cegah tangkal penyebarluasan wabah nCoV-19," ungkap mantan ketua DPR itu.

Pada saat yang sama, sambung Bamsoet, semua kepala pemerintahan bersama jajaran menteri ekonomi juga bekerja ekstra keras agar kinerja perekonomian negara tidak lumpuh.

Alih-alih memacu pertumbuhan ekonomi, mencegah kerusakan di sejumlah sektor pun menjadi pekerjaan tidak mudah. 

Dalam situasi seperti sekarang, yang bisa dilakukan setiap negara adalah menerapkan sejumlah kebijakan stimulus agar perekonomiannya tidak mengalami kerusakan yang kelewat serius. "Langkah yang sama juga dilakukan Indonesia," tegasnya.

"Dengan kebersamaan dan kerja keras, perekonomian Indonesia bisa pulih," tuntas mantan ketua Komisi III DPR itu. (boy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler