Bamsoet Kesengsem Mobil Listrik, Ini Alasannya

Rabu, 04 Juli 2018 – 19:44 WIB
Ketua DPR Bambang Soesatyo di acara Orientasi Fungsionaris DPP Partai Golkar di Jakarta, Sabtu (7/4). Foto: Bambang Soesatyo for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPR Bambang Soesatyo mengaku sedang gandrung dengan mobil listrik atau electricity vehicles (EV). Politikus yang dikenal sebagai kolektor supercar seperti Ferrari, Lamborghini hingga Bentley itu menilai mobil listrik memiliki banyak keunggulan.

Bamsoet -panggilan akrabnya- mengatakan, di pasaran saat ini sudah banyak pilihan tentang mobil listrik. Politikus Golkar itu pun sudah membeli mobil listrik dari pabrikan kondang asal Amerika Serikat, Tesla.

BACA JUGA: Pak Bamsoet Laporkan Bule Suami Mbak Vita Gegara Kalkun

“Pilihan sudah banyak. Tapi memang, yang kerap jadi pilihan utama adalah Tesla. Pabrik mobil listrik asal Amerika Serikat. Kebetulan, yang saya miliki Tesla model X60 dan S60,” kata Bamsoet, Rabu (4/7).

Menurut Bamsoet, ada sejumlah alasan yang membuatnya gandrung pada mobil listrik. Di antaranya adalah mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak (BBM) fosil, sekaligus menekan tingkat polusi udara akibat asap dari knalpot.

BACA JUGA: Satu Lagi Kapal Nahas, Bamsoet Minta Kemenhub Lebih Awas

BACA JUGA: Ketua DPR Ingatkan Pemerintah Jangan Lupakan ORARI

Bamsoet menjelaskan, kenaikan harga BBM selalu menjadi persoalan besar di masyarakat. Saat ini, ketergantungan publik pada bahan bakar fosil begitu mengakar.

“Solusi yang bisa dilakukan adalah dengan menggalakkan penggunaan kendaraan elekrik. Tren otomotif dunia saat ini pun mulai bergeser ke kendaraan elektrik,” tuturnya.

Wakil ketua Umum Kadin Indonesia itu sengaja membeli Tesla X60 dan S60 untuk mempromosikan penggunaan mobil listrik. Harapannya, makin banyak masyarakat yang berlaih ke mobil listrik.

Bahkan, Bamsoet membeberkan bukti betapa mobil listrik jauh lebih ekonomis. Cuma butuh waktu enam jam untuk mengecas sumber daya mobil listrik hingga penuh.

“Mengecas di rumah enam jam full untuk berjalan 350 kilometer. Jadi kalau hanya putar-putar di Jakarta dan pulang pergi rumah-kantor cukup seminggu sekali nge-charge,” tuturnya.

Dari segi perawatan pun sangat murah. Bahkan, kata Bamsoet, mobil listrik nyaris tanpa biaya perawatan.

“Mobil ini nyaris tanpa perawatan. Sangat ramah lingkungan pula. Karena tidak ada mesin, maka tidak perlu ganti oli dan lain sebagainya. Hanya pergantian kampas rem dan ban. Itu pun bisa 2-3 tahun sekali,” paparnya.

Bagaimana dengan harga mobil listrik? Menurutnya, harga EV tak terpaut jauh dari mobil kelas menengah lainnya.

Bahkan, harga mobil listrik masih jauh di bawah mobil mewah Eropa seperti Mercedes-Benz atau BMW. Bamsoet lantas mencontohkan Tesla S60 yang dibanderol USD 50.000 hingga USD 60.000.

“Jadi setara dengan mobil Toyota Fortuner terbaru. Jadi sebenarnya bukanlah masuk katagori mobil mewah. Dibandingkan mobil Mercedes atau BMW masih jauh lebih murah,” katanya.

Menurut Bamsoet, harga mobil listrik bisa makin murah jika pemerintah memberikan insentif berupa keringanan atau bahkan menghapus pajak barang mewah (PBM). “Kalau di Amerika, pembeli Tesla atau mobil full listrik dapat insentif potongan pajak dan harga karena masuk kategori membantu pemerintah untuk mengurangi BBM dan polusi,” pungkas Bamsoet.

Kementerian Perindustrian sudah menyiapkan roadmap arah kebijakan pengembangan industri alat transportasi nasional untuk menyesuaikan perkembangan teknologi industri otomotif. Bahkan, akan ada insentif bea masuk hingga hingga tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk mobil listrik. 

“Untuk roadmap, tahapan yang telah kami lakukan adalah pengembangan Kendaraan Bermotor Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KB2H). Kemudian, dilanjutkan dengan kendaraan hibrid hingga kendaraan listrik," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto beberapa waktu lalu.

Airlangga yang juga ketua umum Partai Golkar menjelaskan, pengembangan teknologi kendaraan listrik sangat diperlukan. Namun, pemerintah juga perlu menyiapkan regulasi atau payung hukumnya, sekaligus infrastruktur pendukungnya.

”Kita perlu mendorong pembangunan infrastruktur kendaraan listrik seperti charging station. Mendorong kemampuan industri komponen kendaraan listrik melalui riset dan standardisasi, serta terus menyempurnakan bisnis model kendaraan listrik," kata Airlangga.(eno/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Wacana Duet JK-AHY, Bamsoet Pengin Jokowi-Airlangga Saja


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler