Bamsoet Minta Otoritas Moneter Buru Spekulan Dolar

Jumat, 07 September 2018 – 04:50 WIB
Ketua DPR Bambang Soesatyo. Foto: dokumen JPNN/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPR Bambang Soesatyo mengingatkan semua pihak agar tidak menarik keuntungan dari depresiasi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Menurutnya, semua pihak justru harus bergandeng tangan dan menghindari keuntungan besar saat bangsa mengalami kesulitan.

“Inilah saatnya kita tunjukan kepedulian kita pada negara dan bergandengan tangan untuk mengatasi pelemahan rupiah. Jauhkan dari sikap mengambil kesempatan dalam kesempitan dengan mengambil untung di tengah-tengah kesulitan bangsa,” ujar Bambang melalui pesan singkat, Kamis (6/9).

BACA JUGA: Rupiah Anjlok, Suzuki Pertahankan Harga

Bahkan, Bamsoet -panggilan kondangnya- meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI) serta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) bertindak tegas terhadap spekulan dolar. “Ungkap jaringan spekulan dolar dan persempit ruang geraknya guna mencegah terjadinya krisis keuangan,” katanya.

Di sisi lain, Bamsoet mengharapkan masyarakat tetap tenang dan menghindari kepanikan. “Percayalah, pemerintah tidak tinggal diam,” tuturnya.

BACA JUGA: Oso Sedih, Pelemahan Rupiah Dijadikan Alat Politik Oposisi

Menurutnya, depresiasi kurs tidak hanya terjadi pada rupiah. Sebab, negara lain seperti Turki, Argentina dan Afrika Selatan juga menghadapi persoalan serupa.

Mantan wartawan itu juga mendorong kalangan pengusaha terutama Kamar Dagang dan industri (KADIN), untuk ikut mencari solusi atas penguatan USD yang sudah jadi persoalan global.
Selain itu, Bamsoet juga meminta Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia makin kreatif dan inovatif, dalam merumuskan kebijakan untuk mengatasi pelemahan rupiah.

BACA JUGA: Rupiah Melemah, Bamsoet Harapkan Semua Pihak Bertindak Nyata

Sebagai contoh, Kemenkeu sebagai otoritas kebijakan fiskal bisa mengakselerasi APBN semaksimal mungkin. “Karena saat ini APBN merupakan sumber penting dalam memutar ekonomi  nasional,” ujarnya.

Menurut Bamsoet, hal yang perlu didorong pada saat-saat sulit seperti ini adalah memudahkan akses perbankan. BI sebagai otoritas moneter bisa melonggarkan aturan dalam pemberian kredit.

“Terutama kebijakan kredit tanpa jaminan harus diperluas untuk sektor-sektor produktif usaha kecil menengah rakyat,” cetusnya.

Hal yang juga jadi perhatian Bamsoet adalah upaya mempertahankan daya beli masyarakat. Menurutnya, pemerintah bisa memperluas program Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebagai instrumen penyangga daya beli rakyat.

“Karena daya beli masyarakat tergerus oleh menurunnya penerimaan rumah tangga, sementara harga-harga kebutuhan pokok terus melonjak,” ujarnya.

Legislator Golkar itu juga mendorong pemerintah mempercepat proyek-proyek padat karya. Harapannya, program padat karya akan menyerap banyak lapangan kerja.

Saran terakhir Bamsoet adalah memberikan insentif atau pengurangan pajak atas barang-barang dan produk tertentu. “Agar Indonesia bisa menjadi surga belanja bagi turis-turis mancanegara,” pungkasnya.(sat/JPC)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menunda Proyek Infrastruktur Solusi Selamatkan Rupiah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler