jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengaku prihatin dengan tingginya angka tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tewas di luar negeri selama lima tahun terakhir. Bambang mengatakan, upaya perlindungan terhadap TKI di luar negeri harus ditingkatkan.
Berdasar data Jaringan Perempuan Indonesia Timur (JPIT) selama lima tahun terakhir, ada 273 TKI asal NTT yang tewas di mancanegara. Sedangkan selama Januari-Juli 2018 saja ada 71 TKI asal NTT yang meninggal di luar negeri karena kecelakaan kerja, perahu tenggelam, penganiayaan oleh majikan, kecelakaan lalu lintas, sakit dan bunuh diri.
BACA JUGA: Bamsoet Minta Pemerintah Bayar Tunjangan Guru 3T Tepat Waktu
Untuk itu Bambang meminta Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI), Satgas Anti-Perdagangan Orang NTT, Tim Gabungan Pencegahan Perdagangan Orang NTT dan Migrant Care bisa bersinergi. Tujuannya demi meningkatkan pengawasan dan proteksi bagi buruh migran Indonesia di mancanegara.
"Terutama TKI yang bermasalah di luar negeri sesuai dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia,” kata Bambang, Jumat (3/8).
BACA JUGA: Bamsoet Minta Potensi Obyek Wisata di Kebumen Digarap Serius
Legislator Partai Golkar itu juga mendorong Kemenaker dan BNP2TKI mewajibkan setiap Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) untuk bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) guna memberikan pelatihan bahasa dan keterampilan kepada para calon TKI. Dengan demikian, TKI yang dikirim ke luar negeri memang tenaga terampil.
“Agar TKI yang diberangkatkan memiliki kemampuan dan kualitas serta sudah siap bekerja,” harapnya.
BACA JUGA: Bamsoet Pastikan DPR Dukung Penganggaran untuk Infrastruktur
Selain itu, Bamsoet berharap agar ada upaya pencegahan perdagangan orang di sektor hulu. Antara lain dengan memberikan pelatihan kepada warga sehingga punya keterampilan dan tidak mudah terbujuk untuk bekerja menjadi TKI di luar negeri.
Dia meminta Kemenaker meningkatkan program studi keterampilan dan memperbanyak memperbanyak fasilitas BLK. Bamsoet juga mengimbau masyarakat NTT yang berusia produktif untuk mengikuti pelatihan kerja yang tersedia di BLK.
“Pelatihan kerja itu guna mempersiapkan masyarakat NTT yang berusia kerja dapat memiliki keterampilan dalam terjun ke masyarakat,” ujarnya.
Upaya lain yang bisa ditempuh adalah meningkatkan program Desa Migran Produktif (Desmigratif) dan Tenaga Kerja Mandiri (TKM). Dengan demikan, masyarakat di kawasan perdesaan tidak perlu mencari penghidupan di daerah lain karena ada lapangan pekerjaan di desa sendiri.
Dia meminta Kemendagri melalui pemda dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) untuk bekerja sama dalam melaksanakan program pemerintah dengan memanfaatkan dana desa.
"Dengan demikian dana desa tepat sasaran, terutama dalam mengembangkan ekonomi desa seperti peternakan atau pertanian desa sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan,” pungkasnya.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bamsoet Dorong Pemerintahan Jokowi Manjakan Home Industry
Redaktur : Tim Redaksi