jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR Bambang Soesatyo optimistis di bawah kepemimpinan Arsjad Rasjid, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bisa membuat berbagai gebrakan dalam memajukan dunia usaha sekaligus membantu pemerintah memulihkan perekonomian.
Menurutnya, keyakinan itu semakin kuat melihat sejumlah nama besar masuk dalam kepengurusan Kadin Indonesia periode 2021-2026..
BACA JUGA: Ketua KADIN Indonesia Ajak Umat Islam Untuk Jadi Pengusaha
Ada Anindya Bakrie sebagai ketua Dewan Pertimbangan, MS Hidayat (ketua Dewan Penasehat), Rosan P Roslan (ketua Dewan Kehormatan), Chairul Tanjung (ketua Dewan Usaha), termasuk Bamsoet yang menjabat sebagai Ketua Badan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan.
Salah satu tantangan Kadin Indonesia adalah mewujudkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir 2021 hingga 2022 tumbuh positif yang disampaikan sejumlah lembaga ekonomi selama periode September hingga Oktober 2021, menjadi kenyataan.
BACA JUGA: Dongkrak Ekonomi, KADIN Selenggarakan Pegadaian Virtual Gowes Wisata 2021
Oleh karena itu, Bamsoet mendorong Kadin Indonesia bisa memanfaatkan kehadiran Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang telah disepakati negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia, bersama Australia, New Zealand, China, Jepang dan Korea Selatan.
Dia menyampaikan keuntungan yang bisa diperoleh Kadin Indonesia jika memanfaatkan kehadiran RCEP adalah meningkatkan ekspor Indonesia ke negara-negara peserta RCEP hingga 8-11 persen, menarik investasi hingga 18-22 persen, meningkatkan kesejahteraan sebesar USD 1,516 juta, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi 0,26 persen.
BACA JUGA: Kadin Salurkan 10 Ribu Dosis Vaksin Covid-19 ke Bengkulu
"Kadin Indonesia bisa memaksimalkannya melalui berbagai sektor strategis seperti pertanian, mining, wood product, paper, chemical, rubber, dan plastic," jelas Bamsoet usa pelantikan Pengurus Kadin Indonesia 2021-2026 di Jakarta, Rabu (20/9).
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini juga menyoroti kontribusi sektor ekonomi digital yang baru menyumbangkan sekitar 4 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB).
Padahal Presiden Joko Widodo menargetkan pada 2030 bisa ditingkatkan menjadi 18 persen.
Nilai transaksi sektor ekonomi digital ditargetkan tumbuh 8 kali lipat, dari Rp 632 triliun menjadi Rp 4.531 triliun pada tahun 2030.
Menurut Bamsoet untuk mewujudkan target tersebut memerlukan dukungan Kadin Indonesia, khususnya dalam melahirkan lebih banyak digitalpreneur.
"Termasuk membantu pemerintah mengembangkan potensi UMKM, antara lain dengan mendorong UMKM menembus pasar ekspor, hingga menghubungkan UMKM dengan ekosistem ekonomi digital, mengingat UMKM yang mampu beradaptasi dan terhubung dengan ekosistem digital baru sekitar 13 persen," harap Bamsoet.
Dia menegaskan pengembangan UMKM sangat penting, karena hampir 96 persen pelaku usaha di Indonesia bergerak di sektor UMKM.
"BPS mencatat jumlah UMKM mencapai 64,19 juta unit, menyerap 97 persen dari total tenaga kerja, dan berkontribusi terhadap 60 persen PDB," terang Bamsoet.
Ketua Umum Asosiasi Rekanan Pengadaan Barang dan Distributor Indonesia (ARDINDO) ini menambahkan, pada Triwulan II-2021 perekonomian Indonesia tercatat tumbuh sebesar 7,07 persen (yoy).
Tertinggi sejak krisis sub-prime mortgage atau terbaik dalam 16 tahun terakhir, serta lebih tinggi dibandingkan beberapa negara peer yang telah merilis angka pertumbuhannya seperti Vietnam (6,6 persen), Korea Selatan (5,9 persen), dan Arab Saudi (1,5 persen).
"Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan mencatat indikator aktivitas manufaktur Purchasing Managers Index (PMI) kembali menguat sebesar 52,2 pada September 2021, menunjukkan kinerja sektor manufaktur nasional yang akan terus meningkatkan produksinya," sebutnya.
Menguatnya PMI juga dikarenakan neraca perdagangan yang surplus selama 16 bulan berturut-turut.
Pada Agustus 2021, surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai USD 4,74 miliar atau tertinggi sejak Desember 2006.
"Secara akumulatif sejak Januari-Agustus 2021, neraca perdagangan mencatat surplus USD19,17 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan capaian periode sama di 2020 sebesar USD10,96 miliar," pungkas Bamsoet. (mrk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri BUMN & Ketum Kadin Tinjau Vaksinasi di Kampus Unpab Medan
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi