PT KAI Divre I Sumut-Aceh menyatakan kadar kesiapan itu mencapai 100 persen mengingat PT KAI tinggal menunggu ketibaan gerbong dari Korea Selatan. Dengan demikian bandara Kualanamu merupakan satu-satunya bandara di Indonesia yang mengoperasikan kereta api sebagai jalur transportasi langsung (direction) ke ruang utama bandara.
"Kami bukan memaksa tapi operasional ini bertujuan merawat dan menjaga aset juga. Misalnya rel, fasilitas di stasiun, dan lainnya," ujar Humas PT KAI Divre I Sumut-Aceh, Hasri, saat kunjungan Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susanto ke stasiun besar, Sabtu (5/1).
Sebagai langkah uji coba operasional pada Maret mendatang, lanjut Hasri, sudah ada dua gerbong puinjaman dari PT INKA yang saat ini stand by di stasiun besar Medan. "Kalau gerbong yang dipinjam ini kan tak standar bandara. Begitu operasional langsung digunakan gerbong dari Korea," katanya.
Menurut Hasri, jadwal operasional yang direncanakan Maret mendatang itu belum dipastikan apakah dilakukan pada awal atau akhir bulan. "Nantinya akan berjalan hanya satu trip atau sekali jalan untuk percobaan. Berangkat pagi dari Medan, kembali sore dari bandara," ungkapnya.
Dia meyakinkan pengoperasian tujuan Kualanamu ini menunjukkan komitmen dan kesiapan PT KAI menyediakan kereta api sebagai transportasi alternatif.
Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono di sela-sela kunjungan kerjanya berharap operasional kereta api ke bandara baru nanti berjalan sempurna. Hal ini mengingat Kualanamu menjadi bandara pertama di Indonesia yang menggunakan transportasi kereta api.
"Saya berharap Kualanamu mampu menyerupai Bandara Changi di Singapura atau KLCC. Saya juga berharap ke depan rel KA dibangun double track, tidak single track seperti sekarang," ujarnya.
Dia mengakui secara teknis pengembangan rel tunggal (single track) ke rel ganda (double track) membutuhkan biaya yang tak sedikit. "Kalau saya tak salah, lebih kurang Rp1 milliar untuk satu kilometer. Itu pun syarat dasarnya, seperti tanah, sinyal nyala, jembatan, dan stasiun sudah tersedia," tukasnya.
Bambang melihat prospek stasiun besar sebagai city check-in untuk dikembangkan sebagai one stop shopping mengingat stasiun terletak di tengah kota. "Kalau mau dikembangkan menjadi one stop shopping ya tentunya PT KAI bersedia sekali. Struktur bangunan masih bisa dibangun ke atas. Tapi masalahnya siapa yang bersedia menjadi investor" Kalau anggaran ya, terus terang saja PT KAI tak punya," ujar Hasri. (ram)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Logistik Petani Jambi Dibom
Redaktur : Tim Redaksi