Bandingkan RI dengan Uni Soviet, Fadli Zon Disentil PSI

Senin, 26 Maret 2018 – 19:25 WIB
Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terus memberi counter terhadap upaya Partai Gerindra membangun opini bahwa Indonesia berpotensi bubar. Terbaru, Ketua DPP PSI Tsamara Amany menyentil Wakil Ketua DPP Gerindra Fadli Zon yang membandingkan Indonesia dengan Uni Soviet yang bubar lebih dari dua dekade lalu.

Tsamara tidak bisa menerima pernyataan Fadli, karena kondisi Indonesia saat ini tidak layak dibandingkan dengan Soviet menjelang bubar.

BACA JUGA: Pernyataan Keras Anak Buah Prabowo untuk Sekjen PSI

Merujuk hasil lembaga riset internasional McKinsey Global Institute, Tsamara menyebut Indonesia akan mejadi negara dengan kekuatan terbesar ke-7 di dunia pada 2030.

Riset itu juga memperkirakan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia paling stabil di dunia.

BACA JUGA: Rambo Rasa Tiongkok

"Dunia optimistis melihat Indonesia ke depan, ayo bergerak wujudkan itu," cuit Tsamara lewat akun Twitter @TsamaraDKI, Minggu (25/3).

Tsamara menyayangkan masih ada politikus Indonesia yang justru pesimistis dan menyamakannya dengan Uni Soviet. "Tapi kok Pak Fadli (Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon) justru menyamakan Indonesia dengan Uni Soviet," ujarnya.

BACA JUGA: Pak Ryamizard Optimistis RI Tak Bubar seperti Pidato Prabowo

Untuk diketahui, Fadli awalnya berusaha meluruskan pidato Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto soal Indonesia bubar pada 2030 lewat sejumlah tweet di Twitter. Menurut wakil ketua DPR RI itu, pidato Prabowo hanya peringatan agar bangsa waspada.

Dia kemudian berbicara mengenai Uni Soviet sebagai contoh negara superpower yang berakhir bubar. Seperti pernyataan Prabowo soal Indonesia, bubarnya Soviet juga telah diprediksi pihak asing sejak jauh-jauh hari.

"Intelektual disiden Andrei Amalrik th 1969 menulis: Will the Soviet Union Survive until 1984?. (Akankan Soviet Bertahan hingga 1984?)," cuit Fadli, Jumat (23/3).

Di akhir dekade '80an, cuit Fadli kemudian, ekonomi Soviet menjadi amburadul akibat kebijakan Presiden Michael Gorbachev. Dia pun menyebut Gorbachev sebagai pemimpin lemah dan gila pujian asing.

"Akhirnya Uni Soviet bubar jd 15 negara th 1991. Ini akhir yg tragis bg sbh adidaya yg pernah digjaya bahkan menguasai antariksa," lanjutnya. (dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Oso Anggap Prabowo Pesimistis soal Indonesia Bubar 2030


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler