Bandung Gelar Festival Produk Pebisnis Muda

Kamis, 07 Juni 2012 – 07:17 WIB

BANDUNG - Membangkitkan pemuda menjadi wirausahawan belakangan menjadi tren. Tren yang sama juga terjadi di Bandung akhir pekan lalu, misalnya. Kota Kembang itu baru saja menggelar festival produk kalangan usahawan muda dan para calon usahawan. Acara yang menampilkan produk-produk dari usahawan muda itu diselenggarakan event organizer (EO) MyOyeah. Tujuannya,  agar para usahawan muda tidak saja mendapatkan keuntungan dari nilai transaksi produknya, melainkan juga mendapatkan ilmu pengetahuan tentang cara bikin usaha yang baik, utamanya soal soal perizinan.

“Semua pameran ini berbau enterpreneur karena memang peserta bukan hanya jadi peserta pameran, tapi sekaligus dapat mencari peluang usaha waktu mereka pulang. Karena peserta dan masyarakat umum diberikan ilmu tentang kewirausahaan sesuai tujuannya membangkitkan wirausaha baru di kalangan pemuda,” papar Dede Yusuf, Wakil Gubernur Jawa Barat di Bandung, Rabu (6/6).

Pameran itu dilengkapi stan info enterpreneurship, pelatihan, diskusi, dan sejenisnya. Dalam acara workshop tentang kemasan, misalnya, mereka diberi pengetahuan tentang mengemas produk yang baik, bukan saja dari narasumber ahli dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin)  Jawa Barat, melainkan juga dari pemerintah setempat dan peserta yang sudah lebih dulu sukses.

“Jadi isi pameran ini penuh dengan sharing bisnis. Kebetulan semangat sharing anak muda di Bandung untuk berbagi pengalaman dan ilmu cukup tinggi. Dengan demikian mereka tidak khawatir orang yang diberikan ilmu bakal jadi musuh dalam persaingan usaha mereka kelak. Persaingan ini pun dijadikansalah satu materi agar bersaing secara sehat. Persaingan sehat akan memajukan dunia bisnis itu sendiri,” paparnya.

Soal kemungkinan para peserta yang datang kondisinya dadakan atau karena mau ikut pameran lantas belanja barang-barang, Dede mengatakan, itu memang tidak bisa dihindari. Tapi panitia telah lebih dulu melakukan pengecekan biodata. “Mereka yang mau ikut pameran harus minimal satu tahun punya usaha. Ini terlepas dari statusnya sudah legal apa belum. Karena memang yang belum legal itulah yang diharapkan dapat informasi tentang tata cara pengurusan perizinan agar legal,” paparnya.
    
Project Manajer MyOyeah, Swetla Wendrasti mengemukakan, acara bertajuk BoekabOekaan ini menjadi tempat konsultasi mulai dari legalitas, permodalan, produksi, pengemasan, distribusi, hingga aneka hal yang langsung disampaikan oleh orang yang berpengalaman di bidangnya. “Kemudian semua peserta dan pengunjung bisa mengikuti sharing dari para usahawan muda itu  untuk membuka rahasia dapur usahanya. Karena ada yang masih mahasiswa, tapi sudah punya usaha maju dengan ratusan karyawan,” kata Swetla Wendrasti.

Menurut dia, acara itu digagas karena banyak pengusaha  pemula yang mengeluhkan soakl perizinan. Saat usahanya cukup maju dan hendak mengurus izin, ada saja kendalanya. “Maka itu, pameran jadi salah satu momentum yang pas.  Tujuannya adalah memberi dukungan seluas-luasnya untuk usaha mikro dan menengah. 

Jumlah UKM di Jawa Barat saat ini, lebih dari 8, 2 juta dengan kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan Provinsi Jawa Barat. UKM di Jawa Barat pun mampu menyerap tenaga kerja 80 persen dan memberi kontribusi lebih dari 60 persen produk domestic regional bruto Jawa Barat,” katanya. (ari)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anak Punk Digelandang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler