Cagub nomor urut 2 ini mencontohkan, robuhnya atap SDN 20 di Cipinang, padahal baru saja direnovasi. “Itu harus segera diusut. Sudah sampai mana prosesnya,” tanya Hendardji yang pada Juni lalu meninjau langsung sekolah itu.
Menurut Cagub yang akrab disapa Bang Adji ini, perbaikan fasilitas untuk meningkatkan kualitas pendidikan lebih penting daripada sekolah gratis tapi mutunya rendah. “Jadi. Sekolah gratis yang berkualitas, yakni yang fasilitasnya lengkap, mulai dari perpustakaan, laboratorium, lapangan olahraga dan seterusnya,” tandasnya menjawab pertanyaan warga.
Dalam menggratiskan biaya sekolah, sambung Bang Adji, bisa berlaku bagi sekolah swasta dengan jalan kerjasama. Karena, tidak semua kelurahan di DKI terdapat sekolah negeri. “Contohnya di Kelurahan Gunung Sahari, Tanjung Priok dan Cipayung. Di sana banyak warga miskin dan yang ada sekolah swasta,” imbuhnya.
Tantangan gubernur baru lima tahun ke depan, di mata Hendardji, bagaimana menggratiskan pendidikan tapi muridnya pintar-pintar. Itulah yang akan dilakukannya, jika kelak terpilih pada 11 Juli besok. Besarnya anggaran pendidikan yang dialokasikan APBD dan APBN menjadi daya dukung yang harus dioptimalkan.
Cagub Independen ini kembali menggelar pengobatan gratis dalam kampanyenya. Lima Kelurahan di Jakarta Pusat yang mendapat giliran, Tanah Tinggi, Kartini, Karanganyar, Kebon Melati dan Kelurahan Tanah Abang. Selain bakti sosial, Cagub yang populer dengan tagline “Jakarta Jangan Berkumis” ini, juga berdialog dengan ratusan warga di setiap kunjungannya. (dai)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tanpa Persetujuan DPR, Pemerintah Tak Bisa Bantu IMF
Redaktur : Tim Redaksi