Bang Neta Sebut 9 Daerah ini juga Rawan Terorisme, Waspada!

Minggu, 28 Maret 2021 – 22:44 WIB
Ilustrasi - Anggota Densus 88. Foto: ANTARA/Solihin/DA/aww

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menyatakan teror bom bunuh diri di Katedral Makassar, Sulawesi Selatan adalah kali pertama yang terjadi di era Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Menurut Neta, teror bom terjadi karena kelompok teroris dan radikal masih ada yang belum diciduk jajaran kepolisian, seperti di Poso atau tempat lainnya.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Wanita Emas jadi Capres, Setuju? Anak KSAD Jenderal Andika Ikut Andil, Target Meleset

Selain itu, sejumlah narapidana teroris juga diketahui sudah selesai menjalani hukuman dan kini bebas melakukan aktivitas tanpa terpantau jejaknya.

"Kondisi ini tentu menjadi tugas berat Kapolri. Apalagi saat menjelang Ramadan dan Idulfitri, aktivitas dan kebutuhan sosial masyarakat kian meningkat," ujar Neta dalam keterangannya, Minggu.

BACA JUGA: Sebagian Umat Katolik sudah Pulang saat Ledakan Bom di Gereja Katedral Makassar

Neta meminta Kapolri mengonsolidasikan jajarannya mulai dari intelijen hingga ke aparatur babinkamtibmas sebagai ujung tombak, mempertajam pengawasan, meningkatkan deteksi dan antisipasi dini.

"Kapolda dan kapolres juga harus mampu mengatur wilayahnya, agar jarum jatuh pun di wilayah tugasnya terdengar olehnya. Tujuannya, agar Polri tidak kecolongan dan teror bom terjadi," katanya.

Pengamat kepolisian ini merasa perlu mengingatkan hal itu agar mencegah teror bom kembali terjadi.

Data IPW menyebut ada lima petugas dan empat jemaat Gereja Katedral Makassar yang terluka. Mereka terkena serpihan bom.

"IPW berharap kasus teror bom, terutama yang menyerang gereja ini, merupakan yang pertama dan terakhir di era Kapolri Sigit," katanya.

Neta kemudian mengungkap hasil pantuan IPW selama ini. Menurutnya, ada sembilan daerah lain selain Sulawesi Selatan yang tergolong rawan aksi terorisme.

Yakni, Sulteng, Jatim, Jateng, Jogja, Jabar, Jakarta, Banten, Lampung, dan Sumut.

"Tingkat kerawanan makin tinggi tatkala konflik Polri dengan ormas keagamaan yang dipimpin Rizieq Shihab tak kunjung selesai. Belum tuntasnya kasus penembakan di km 50 tol Cikampek menyimpan dendam tersendiri bagi kelompok kelompok tertentu, yang bukan mustahil dendam itu berpotensi menimbulkan aksi teror," katanya.

Menurut Neta, fenomena inilah yang patut dicermati jajaran kepolisian ke depan.(gir/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler