jpnn.com, JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menilai, Kapolri dan Ketua Umum PSSI harus meminta maaf kepada masyarakat atas kerusuhan suporter bola di Bandung dan aksi kerumunan massa suporter yang mengepung Bundaran HI Jakarta.
Neta mengecam pernyataan yang meminta Polri segera menangkap para suporter yang memprakarsai aksi kerumunan itu.
"Artinya, semua yang terjadi ini menjadi tanggung jawab Kapolri, Menpora, dan Ketum PSSI. Akibat kecerobohan ketiganya jangan kemudian tanggung jawab dilempar kepada suporter. Lalu para suporter dengan semena-mena ditangkap dan diproses hukum oleh aparat kepolisian," ucap Neta melalui keterangan persnya.
Pengamat kepolisian ini lebih lanjut menyatakan, peristiwa amuk dan kerumunan suporter mengepung Bundaran HI membuka mata publik.
BACA JUGA: Suporter Persija: Kami Minta Maaf
"Betapa lemahnya intelijen dan aparatur siber Polri. Akibat lemahnya intelijen dan polisi siber, semuanya terbiarkan tanpa diantisipasi dan dideteksi dini. Polisi baru sibuk dan kebingungan setelah massa berkumpul dan mengamuk," tuturnya.
Neta menilai Polri sudah kebobolan dalam mendeteksi dini peristiwa tersebut.
BACA JUGA: Gelar Juara Persija dan Kesuksesan Piala Menpora 2021: Berawal dari Kolektivitas
"Antisipasi, deteksi dini, dan kepekaannya sangat lemah. Padahal, rencana aksi sudah muncul di media sosial beberapa jam sebelumnya dan Polri tidak mengantisipasinya," pungkas Neta.(gir/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Ken Girsang