jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Sandiaga Uno menilai target angka kemiskinan ekstrem menjadi 0 persen pada 2024 yang dicanangkan Presiden Jokowi sangat bagus. Namun, Sandi mengingatkan Presiden Jokowi harus realistis.
"Walaupun kita optimistis, harus juga realistis. Karena tentunya di Jakarta saja tingkat kemiskinan masih sekitar 3 sampai 3,4 persen dan kita ada dalam taraf keraknya kemiskinan, itu yang paling susah untuk diturunkan dan harus dididik dengan kebijakan pendidikan, kebijakan kesehatan, kebijakan membangun kekuatan ekonomi keluarga," kata dia di kawasan Senayan, Jakarta, Sabtu (7/3).
BACA JUGA: Jokowi Pengin Indonesia Bersih dari Kemiskinan Ekstrem pada 2024
Sandi menilai perlu pembahasan secara komprehensif untuk melihat angka realistis yang bisa dicapai pemerintah dalam pengentasan angka kemiskinan ekstrem.
Meski begitu, Sandi sepakat dengan upaya Jokowi menurunkan angka kemiskinan secara signifikan.
BACA JUGA: Begini Langkah Terobosan Sandiaga Uno Dalam Pengentasan Kemiskinan
"Supaya kita benar-benar menjadi negara maju. Karena sekarang kita, negara maju itu hanya label yang diberikan oleh Amerika kepada kita. Padahal kita lihat dari segi angka kemiskinan angka stunting, berapa target-target sustainable development goals, kita belum sampai ke sana," kata dia.
Sandi mengaku sangat menyukai target-target ambisius seperti yang disuarakan Jokowi. Namun, dia mengingatkan lagi bahwa pemerintah harus realistis.
BACA JUGA: Sandiaga Uno Tercengang Mendengar Ahok jadi Calon Kepala Ibu Kota Baru
"Menurut saya kalau ke nol persen di 2024 ini, kami bisa agak jujur, ya. Kalau 2045 masih memungkinkan menurut saya karena masih ada 25 tahun," kata dia.
Sebelumya, Presiden Jokowi menginginkan angka kemiskinan ekstrem di Indonesia hilang pada 2024. Menurut Jokowi, saat ini masih ada sekitar 9,91 juta orang berada di garis kemiskinan ekstrem.
"Kita harapkan nanti di 2024, untuk kemiskinan ekstrem ini bisa kita berada pada posisi nol," kata Jokowi membuka rapat terbatas tentang Strategi Percepatan Pengentasan Kemiskinan di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (4/3).
Jokowi melanjutkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pemerintah berhasil menurunkan angka kemiskinan. Pada 2015, angka kemiskinan 11,22 persen. Sedangkan pada 2019, angka kemiskinan turun 9,22 persen.
"Angka di bawah 10 persen ini adalah capaian yang sangat baik. Namun pekerjaan besar kita belum selesai dalam rangka menurunkan angka kemiskinan kita. Masih ada 24,7 juta jiwa yang harus dientaskan dari kemiskinan karena itu ratas hari ini saya ingin menekankan beberapa hal," kata dia. (tan/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga