Jokowi Pengin Indonesia Bersih dari Kemiskinan Ekstrem pada 2024

Rabu, 04 Maret 2020 – 16:17 WIB
Pemukiman warga miskin di Jakarta. Foto: Yesika Dinta/ JawaPos.com)

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menginginkan angka kemiskinan ekstrem di Indonesia hilang pada 2024. Menurut pria yang akrab disapa Jokowi itu, sejauh ini ada sekitar 9 juta orang berada di garis kemiskinan ekstrem.

"Kita harapkan nanti di 2024, untuk kemiskinan ekstrem ini bisa kita berada pada posisi nol," kata Jokowi membuka rapat terbatas tentang Strategi Percepatan Pengentasan Kemiskinan di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (4/3).

BACA JUGA: Anggota DPR Respons Anjuran Menteri Muhadjir Soal yang Kaya Nikahi yang Miskin

Jokowi melanjutkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pemerintah berhasil menurunkan angka kemiskinan. Pada 2015, angka kemiskinan 11,22 persen. Sedangkan pada 2019, angka kemiskinan turun 9,22 persen.

"Angka di bawah 10 persen ini adalah capaian yang sangat baik. Namun pekerjaan besar belum selesai dalam rangka menurunkan angka kemiskinan. Masih ada 24,7 juta jiwa yang harus dientaskan dari kemiskinan karena itu ratas hari ini saya ingin menekankan beberapa hal," kata dia.

BACA JUGA: Iuran BPJS Kesehatan akan Dinaikkan, tak Berdampak pada 10 Ribu Lebih Warga Miskin

Yang pertama, lanjut Jokowi, untuk bekerja lebih fokus lagi untuk menyasar penduduk yang sangat miskin. Berdasarkan standar angka kemiskinan internasional yang digunakan Bank Dunia, jumlah penduduk sangat miskin saat ini sebanyak 9,91 juta jiwa atau 3,371 persen dari jumlah penduduk Indonesia.

"Oleh sebab itu kita bisa fokus menangani lebih dahulu yang 9,91 jiwa ini. Karena itu data tentang siapa dan di mana warga kita ini harus betul-betul akurat sehingga program bisa disasari tepat pada kelompok sasaran yang kita inginkan," kata dia.

BACA JUGA: Begini Langkah Terobosan Sandiaga Uno Dalam Pengentasan Kemiskinan

Yang kedua, tambah Jokowi, dirinya menginginkan strategi pengentasan kemiskinan betul-betul terkonsolidasi, terintegrasi dan tepat sasaran. Jokowi mendorong kementerian dan lembaga melakukan intervensi lewat program-programnya.

Seperti yang berkaitan dengan Jaminan Kesehatan Nasional, Kartu Indonesia Sehat, Program Keluarga Harapan, Kartu Sembako dan Bantuan Pangan Nontunai. Selain itu, Program seperti Kredit Usaha Rakyat, Dana Desa, Mekaar dan Bank Wakaf Mikro juga dinilai bisa membantu masyarakat ekonomi bawah.

"Juga berkaitan BUMN dan swasta. Ada BUMN PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan), ada CSR sektor swasta semua diarahkan pada ini. Tahun ini betul-betul bisa kita lakukan terkonsolidasi saya yakin angka 0 pasti akan bisa kita lakukan," tegas Jokowi. (tan/jpnn)


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler