jpnn.com - JAKARTA – Direktur Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi menyatakan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), punya TKI bermasalah dalam kurun waktu 2014 dan 2015 sebanyak 4.259 kasus.
Kasus tersebut terdiri dari 1.646 TKI ingin dipulangkan, 1.334 TKI meninggal dunia, 1.064 TKI tidak dibayar gaji, 762 TKI putus hubungan komunikasi, dan 564 TKI sakit.
BACA JUGA: Tjahjo: Tak Benar Ada Perda Bernuansa Islam Dihapus
Menurut Uchok, kasus tersebut tersebar di empat negara yakni Hongkong, Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.
“Anehnya, Kepala BNP2TKI yakni Nusron Wahid selaku pihak yang paling bertanggungjawab untuk menyelesaikan kasus tersebut santai-santai saja kelihatannya,” kata Uchok, Rabu (15/6).
BACA JUGA: Naik 20 Persen, Pendaftar Sekolah Pariwisata Hampir 10.000
Kalau Nusron terlihat sibuk di berbagai media massa, lanjut Uchok, lebih karena mengurus dukungannya ke Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang kini sedang berbenah sebagai petahana di Pilkada DKI tahun 2017.
Selain itu, ujar dia, hasil audit BPK terhadap pengelolaan keuangan BNP2TKI pada tahun 2015 ditemukan sebanyak 49 kasus dengan potensi kerugian negara sebesar Rp 19.918.446.300.
BACA JUGA: Tenang, Fadli Zon Pastikan DPR Setujui Tito Jadi Kapolri sebelum 24 Juli
“Artinya, pengelolaan keuangan negara oleh BNP2TKI sangat jelek dan amburadul. Ini sangat memalukan," tegasnya.
Karena itu, Uchok meminta Presiden Joko Widodo untuk konsisten dalam bersikap karena pernah menyatakan para pembantunya dilarang 'double Job' seperti menduduki jabatan negara dan partai pada waktu bersamaan.
“Kalau Pak Jokowi konsisten, segera tegur Nusron Wahid karena double job. Kasih ultimatum mau pilih Kepala BNP2TKI, pengurus Golkar, atau ikut-ikutan mendukung Ahok yang sama sekali tak ada kaitannya dengan BNP2TKI. Dikasih amanah, malah tidak dikerjakan. Dasar orang yang tidak tahu berterimakasih," tegas Uchok.
Kalau tidak mempan dikasih ultimatum ujar Uchok, Nusron dipecat saja. Atau sebelum dipecat, minimal Jokowi menyindir Nusron seperti kemarin menyindir NU, bahwa di kabinet ada enam orang NU.
“Tapi sayang, Pak Jokowi tak berani menyindir Jusuf Kalla karena orang-orangnya di kabinet lebih dari enam orang,” katanya.(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK: Tidak Ada Bukti Intervensi Ahok
Redaktur : Tim Redaksi