jpnn.com - JAKARTA – Menpar Arief Yahya cukup bangga dengan daya saing dan keberadaan Sekolah Tinggi dan Akademi Pariwisata binaan Kemenpar.
Jumlah pendaftarnya naik 20 persen, menjadi 9.800 calon mahasiswa. Tahun 2015 lalu masih 8.200 calon mahasiswa. Yang diterima hanya 4.631 mahasiswa saja.
BACA JUGA: Tenang, Fadli Zon Pastikan DPR Setujui Tito Jadi Kapolri sebelum 24 Juli
“Itu menunjukkan bahwa pamor dan reputasi sekolah-sekolah yang melahirkan professional di bidang pariwisata makin dibutuhkan,” kata Arief Yahya, Menteri Pariwisata, di Jakarta.
Kemenpar membina empat kampus, diantaranya STP Bandung yang bakal menerima 3.061 mahasiswa, STP Nusa Dua Bali 720 mahasiswa, Politeknik Pariwisata Negeri Makassar 450 mahasiswa, dan Akademi Pariwisata Medan 400 mahasiswa.
BACA JUGA: KPK: Tidak Ada Bukti Intervensi Ahok
Masih ada dua lagi yang baru tahun ini menerima mahasiswa, yakni Politeknik Pariwisata Negeri Palembang akan menerima 208 mahasiswa, dan Politeknik Pariwisata Negeri Lombok dengan 120 mahasiswa.
“Sektor pariwisata memang sedang menjadi trending topic saat ini. Lulusan STP Bandung misalnya, 40 persen bekerja di luar negeri. Akpar Medan 30 persen juga direkrut oleh perusahaan asing. Rata-rata dari empat kampus itu 30 persen bekerja di luar negeri. Sisanya, terserap habis di sector Pariwisata, bahkan selalu kekurangan, sehingga mahasiswa yang belum lulus pun sudah menjadi rebutan perusahaan,” kata Arief Yahya.
BACA JUGA: TNI AL Menangkan Gugatan Praperadilan
Apa artinya? Pertama, mutu pendidikan di sekolah kepariwisataan negeri itu semakin diakui di dunia kerja. Kedua, sektor pariwisata sendiri semakin hidup, bergairah, dan membutuhkan banyak tenaga terdidik.
“Karena itu, system pendidikan dari model rekrutmen atau penerimaan mahasiswa barunya harus betul-betul dijaga agar out put sarjananya tetap memegang teguh standar kualitas yang ditentukan,” ungkap Arief Yahya.
Bagaimana implementasinya? Deputi Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia, Prof Ahman Sya menjelaskan, mulai tahun ini empat sekolah milik Kemenpar itu diseleksi secara bersama-sama.
Namanya, Seleksi Bersama Masuk Sekolah Tinggi, Akademi, dan Politeknik Pariwisata (SBM-STAPP), yang digelar serentak di empat Perguruan Tinggi Pariwisata Negeri. Edisi perdana, empat kampus itu diseleksi bersama ini.
“Tes SBMSTAPP dilaksanakan serentak di empat Perguruan Tinggi Pariwisata Negeri yang berada di bawah Kementerian Pariwisata. Ada Akpar Medan, STP Bandung, STP Nusa Dua Bali dan Poltek Pariwisata Negeri Makassar. Jadi hasilnya pasti lebih fair, lebih standar,” terang Deputi Kelembagaan Kemenpar Ahman Sya, Selasa (14/6).
Dari paparannya, seluruh peserta seleksi harus melewati beragam tes. Dari mulai tes Bahasa Inggris, psikotes, wawancara, hingga tes kesehatan, semua harus dilalui tanpa terkecuali.
“Yang lulus, akan didistribusikan ke delapan program studi sesuai dengan bakat dan minatnya,” ujarnya.
Ke delapan program studi itu adalah Manajemen Divisi Kamar, Manajemen tata Hidangan, Manajemen Tata Boga, Administrasi Perhotelan, Manajemen Bisnis Jasa Perjalanan Wisata, Manajemen Bisnis Perjalanan, Manajemen Konvensi dan Perhelatan dan Manajemen Kepariwisataan.
Selain menerima mahasiswa baru melalui SBMSTAPP, Kemenpar juga membuka jalur Seleksi Masuk Mandiri (SMM). Pendaftaran via SMM masih terbuka hingga 18 Juli 2016.
“Seperti halnya dengan seleksi bersama, seleksi mandiri ini diperuntukkan bagi siswa SMA, MA, SMK, atau yang setara untuk mengikuti pendidikan tinggi pariwisata,” katanya.
Dalam seleksi mandiri ini disiapkan program bebas tes masuk bagi siswa berprestasi dan bantuan biaya pendidikan bagi calon mahasiswa berprestasi namun tidak mampu dari sisi ekonomi. “Kami akan menyiapkan SDM pariwisata yang siap berkompetisi di level ASEAN, terutama di tengah tantangan global MEA,” ujarnya. (ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tito Calon Kapolri, PKS: Semoga Tak Ada Gejolak
Redaktur : Tim Redaksi