Bangladesh Desak Myanmar Memulai Repatriasi Rohingya

Senin, 02 April 2018 – 06:09 WIB
Warga Rohingya di Myanmar. Foto: Picture Alliance/DPA/M Alam

jpnn.com, DHAKA - Bangladesh resah. Proses repatriasi pengungsi Rohingya yang telah disepakati dengan Myanmar tak kunjung berjalan. Padahal, pendataan telah usai.

Perdana Menteri (PM) Bangladesh Sheikh Hasina mendesak komunitas internasional agar menekan Myanmar untuk segera mengambil pengungsi Rohingya secepatnya.

BACA JUGA: Sabu-sabu 1,6 Ton Tangkapan Bareskrim dari Pulau di Myanmar

”Sudah waktunya Myanmar mempercepat proses repatriasi karena pemerintah Bangladesh sudah selesai melakukan registrasi biometrik,” tegas Hasina saat bertemu dengan Direktur World Health Organization-South-East Asia Regional Office (WHO-SEARO) Poonam Khetrapal Sing seperti dilansir New Indian Express.

Pemerintah Bangladesh memberikan kartu identitas kepada pengungsi yang sudah teregistrasi untuk memudahkan saat proses pemulangan.

BACA JUGA: Pengungsi Rohingya Dijadikan PSK, Rata-Rata Masih Belia

Sejatinya, sudah ada beberapa warga Rohingya yang diizinkan oleh pemerintah Myanmar pulang, tapi tanggal pasti kepulangan tak kunjung ditentukan.

Repatriasi itu menuai pro dan kontra karena banyak pengungsi yang takut kembali. Terlebih, mereka akan ditempatkan di kamp-kamp sementara. Bukannya langsung dipulangkan ke tanah mereka.

BACA JUGA: Tutupi Jejak Genosida, Myanmar Rampas Tanah Rohingya

Saat ini tercatat lebih dari 3 juta warga Rohingya di Bangladesh. Sekitar 600 ribu di antaranya adalah pengungsi yang datang sejak Oktober tahun lalu.

Poonam Khetrapal Sing mengapresiasi langkah Bangladesh yang mau membuka pintu untuk para pengungsi. Dia menyatakan, WHO siap membantu imunisasi dan fasilitas medis untuk para pengungsi. Dia juga menambahkan bahwa masalah sanitasi di kamp pengungsian harus segera diatasi sebelum musim hujan tiba. (sha/c10/pri)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Myanmar Tantang PBB Tunjukkan Bukti Genosida Rohingya


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler