Bangun 45 Bandara Baru Hingga 2022

Senin, 11 Juni 2012 – 03:03 WIB

JAKARTA - Kementerian Perhubungan menilai industri penerbangan masih akan menjadi lahan bisnis yang menggiurkan dalam beberapa tahun kedepan. Oleh karena itu pemerintah berusaha mengimbanginya dengan membangun 45 bandara baru dalam kurun waktu 10 tahun ke depan.

"Langkah ini dilakukan untuk mendukung pertumbuhan industri penerbangan yang sangat pesat. Untuk tahap pertama, kita akan bangun 24 bandara baru sampai tahun 2017, kemudian sisanya akan dibangun bertahap hingga tahun 2022. Ini akan tersebar di seluruh Indonesia," ujar Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Herry Bakti S Gumay akhir pekan lalu.

Pembangunan bandara-bandara tersebut sebagai langkah antisipasi terus bertambahnya jumlah pesawat yang dibeli dan beroperasi di Indonesia. "Pembelian pesawat besar-besaran itu terlihat dari beberapa MoU (memorandum of understanding) yang diteken maskapai nasional dengan produsen pesawat seperti Boeing dan Airbus. "Lonjakan pertumbuhannya tidak hanya dalam jumlah penumpang, tapi pertumbuhan industri inu juga dipicu oleh masifnya pembelian armada oleh maskapai serta ekspansi rute," tambahnya.

Rencana Kementerian Perhubungan ini sudah dimulai sejak tahun 2011 dengan membangun dan merelokasi 24 bandara. Hingga saat ini, sudah ada delapan bandara baru yang perkembangan pembangunannya cukup signifikan, yakni Bandara Muara Bungo (Jambi), Bandara Tual Baru (Maluku), Bandara Waisai Raja Ampat (Papua Barat), Bandara Enggano (Bengkulu), Bandara Sumarorong Tahap II (Mamasa), Bandara Waghete Baru (Papua), Bandara Kamanap Baru (Papua) dan Bandara Pekonserai (Lampung Barat),"Ini akan terus dilakukan secara bertahap," lanjutnya.

Bandara-bandara yang baru dibangun tersebut umumnya dibangun di daerah-daerah pedalaman sebagai upaya untuk membuka keterisolasian. Bandara itu rata-rata memiliki panjang dan lebar landas pacu (runway) 900 meter x 300 meter atau 1.400 meter x 300 meter yang masing-masing hanya bisa didarati oleh pesawat ATR-42, DHC-7, dan Cassa 212, atau pesawat Hercules 130 dan ATR-72. "Setidaknya pesawat-pesawat kecil harus bisa turun di wilayah-wilayah itu untuk membuka keterisolasian," tambahnya.

Menurut dia, diperlukan dana minimal Rp 200 miliar, dengan kondisi tanah yang bagus, untuk membangun satu bandara baru. Untuk tahun ini Kementerian Perhubungan memperoleh alokasi Rp 3 triliun untuk pembangunan infrastruktur yang salah satunya bandara.

Herry menuturkan, potensi bandara-bandara baru sangat bagus untuk menarik para wisatawan lokal maupun mancanegara. Ia mencontohkan Bandara Waisai Raja Ampat bisa beroperasi maksimal, maka bisa menarik pendapatan dari wisatawan asing. "Selama ini mereka menggunakan kapal pesiar," tuturnya.

Harapannya, kata dia, dengan beroperasinya bandara, para turis bisa tinggal dan menggunakan uang mereka di darat. Itu berarti secara tidak langsung akan masuk devisa triliunan rupiah dari para turis yang membelanjakan uangnya,"Otomatis dengan berbelanja itu akan banyak potensi ekonomi yang bergerak di wilayah itu. Perekonomuan warga masyarakatnya akan meningkat dengan sendirinya. Itu yang menjadi tujuan utama pemerintah," tukasnya.

Menurut Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan, Bambang S Ervan, pemerintah terus berusaha mempercepat pembangunan di beberapa bandara yang prioritas. Salah satu bandara yang telah dibangun yaitu bandara Muara Bungo Jambi yang akan diresmikan pada 9 Juni 2012. Diharapkan bandara baru tersebut akan bisa membantu mobilitas warga sekitar Bandara Muara Bungo baru akan beroperasi sekitar 1 bulan-2 bulan ke depan," tegasnya.

Bambang menyebut pemerintah tidak bisa berjalan sendirian dalam rangka pembangunan infrastruktur di sejumlah daerah. Seperti contohnya, skema pembiayaan pembangunan dan relokasi sejumlah bandara tersebut akan menggunakan skema kerja sama Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Pemerintah Pusat dengan Swasta.

"Kita harapkan pembangunan infrastruktur bisa berjalan lancar, termasuk dalam hal ini pembebasan lahan dan pengoperasiannya nanti," jelasnya. (wir)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendag Keluhkan Banjir Barang Impor


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler