BATAM - PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia berencana membangun fasilitas perbaikan dan perawatan pesawat di Bandara Hang Nadim, Batam. Anak perusahaan Garuda Indonesia itu menyiapkan dana USD 100 juta untuk membangun bengkel di Batam yang akan fokus pada perawatan dan perbaikan pesawat berukuran besar.
Dalam rangka pembangunan bengkel pesawat itu, GMF mengandeng Badan Pengusahaan (BP) Kawasan Batam. Kerjasama antara dua pihak itu ditandai dengan penandatangan MoU antara PT GMF dengan BP Batam di lantai 8 Gedung BP Batam, Jumat (7/6).
Direktur Utama PT GMF AeroAsia, Richard Budihadianto mengatakan, perusahaanya memilih Batam karena beberapa pertimbangan. Di antaranya karena status Batam yang masuk sebagai Zona Perdagangan dan Pelabuhan Bebas (FTZ), serta tercatat sebagai daerah dengan angka pertumbuhan industri yang sangat signifikan.
“Kami memilih Batam karena lokasinya yang strategis, dan salah satu pintu masuk Indonesia. Ini akan diprioritaskan untuk pesawat berukuran besar,” katanya.
Saat ini, Garuda memiliki memiliki beberapa fasilitas MRO (maintenance, repair, overhaul , red) di sejumlah Bandara. Antara lain Kuala Namu, Makassar, Jakarta dan Bali. Masing-masing MRO memiliki fasilitas dan tipe pelayanan yang berbeda. Di Bali misalnya, MRO untuk tipe pesawat kecil.
Richard mengatakan, pembangunan fasilitas perawatan pesawat di Batam selain menguntungkan dari sisi bisnis juga diharapkan mampu memberikan manfaat lebih besar bagi perekonomian Batam. Dengan pembangunan MRO itu, maka akan semakin banyak pesawat besar mendarat di Batam untuk menjalani perawatan.
Sedangkan Kepala BP Batam Mustofa Widjaya mengatakan, pihaknya memberikan kemudahan dalam investasi MRO di Batam. “Batam ini Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas, bea masuk dibebaskan, semua barang dibebaskan PPN BM (Pajak Pertambahan Nila dan Bea Masuk, red),” katanya.
Ia berharap lokasi Batam yang berdekatan dengan Singapura dan Malaysia akan mempermudah operasinal MRO di Batam. “Kita sangat dekat dengan Singapura, kita berharap kebutuhan logistiknya juga lebih cepat karena dekat dengan Singapura,” kata dia.(jpnn)
Dalam rangka pembangunan bengkel pesawat itu, GMF mengandeng Badan Pengusahaan (BP) Kawasan Batam. Kerjasama antara dua pihak itu ditandai dengan penandatangan MoU antara PT GMF dengan BP Batam di lantai 8 Gedung BP Batam, Jumat (7/6).
Direktur Utama PT GMF AeroAsia, Richard Budihadianto mengatakan, perusahaanya memilih Batam karena beberapa pertimbangan. Di antaranya karena status Batam yang masuk sebagai Zona Perdagangan dan Pelabuhan Bebas (FTZ), serta tercatat sebagai daerah dengan angka pertumbuhan industri yang sangat signifikan.
“Kami memilih Batam karena lokasinya yang strategis, dan salah satu pintu masuk Indonesia. Ini akan diprioritaskan untuk pesawat berukuran besar,” katanya.
Saat ini, Garuda memiliki memiliki beberapa fasilitas MRO (maintenance, repair, overhaul , red) di sejumlah Bandara. Antara lain Kuala Namu, Makassar, Jakarta dan Bali. Masing-masing MRO memiliki fasilitas dan tipe pelayanan yang berbeda. Di Bali misalnya, MRO untuk tipe pesawat kecil.
Richard mengatakan, pembangunan fasilitas perawatan pesawat di Batam selain menguntungkan dari sisi bisnis juga diharapkan mampu memberikan manfaat lebih besar bagi perekonomian Batam. Dengan pembangunan MRO itu, maka akan semakin banyak pesawat besar mendarat di Batam untuk menjalani perawatan.
Sedangkan Kepala BP Batam Mustofa Widjaya mengatakan, pihaknya memberikan kemudahan dalam investasi MRO di Batam. “Batam ini Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas, bea masuk dibebaskan, semua barang dibebaskan PPN BM (Pajak Pertambahan Nila dan Bea Masuk, red),” katanya.
Ia berharap lokasi Batam yang berdekatan dengan Singapura dan Malaysia akan mempermudah operasinal MRO di Batam. “Kita sangat dekat dengan Singapura, kita berharap kebutuhan logistiknya juga lebih cepat karena dekat dengan Singapura,” kata dia.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Thailand Bidik 400 Ribu Wisatawan Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi