Bangun Kapasitas Petani Kopi di Subang, LPEI Pelopori Program Desa Devisa

Senin, 12 Juli 2021 – 19:45 WIB
Acara peluncuran Desa Devisa Kopi Subang, yang diselenggarakan secara virtual, Senin (12/7). Foto tangkapan layar

jpnn.com, SUBANG - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank mempelopori program Desa Devisa di Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing komoditas, yang dihasilkan wilayah sekitarnya.

Program yang berbasis pemberdayaan masyarakat ini akan mendorong kemandirian petani kopi melalui rangkaian pelatihan, pendampingan serta pemanfaatan jasa konsultasi, sehingga mampu merambah pasar ekspor kopi dunia dengan produk berkualitas.

BACA JUGA: Rezky Aditya Pengin Anak Cewek, Wenny Ariani: Saya Butuh Kejujuran dia Sebagai Laki-laki

Para petani kopi yang jumlahnya lebih dari 200 orang dan bernaung di bawah binaan Koperasi Gunung Luhur Berkah di Subang ini akan mendapatkan program pelatihan dan pendampingan selama enam bulan ke depan.

Programnya meliputi pelatihan mengenai teknik budidaya dan pengolahan kopi, perluasan akses pasar ekspor, penyusunan laporan keuangan, dan peningkatan kapasitas produksi, dan LPEI akan bekerja sama dengan Koperasi Gunung Luhur Berkah (GLB) dalam proses pendampingan.

BACA JUGA: LPEI Gelar Pelatihan Ekspor Serentak di 3 Kota Besar di Indonesia

Pendampingan akan diberikan kepada petani di enam desa yaitu Cisalak, Nagrak, Cupunagara, Darmaga, Sukakerti, dan Pasanggrahan dengan produk unggulan kopi Arabika (Java Preanger) dan Robusta. Penerima manfaat langsung dari program pendampingan ini mencapai 208 petani kopi.

Kapasitas produksi keenam desa mencapai lebih dari 100 ton biji kopi setiap tahunnya dengan luas kebun 140 hektar.

BACA JUGA: Menko Airlangga Hartarto Bakal Bertemu PM Singapura Lee Hsien Loong

“Kami cukup yakin dengan potensi Subang dengan komoditas kopinya dan berharap melalui program pelatihan selama enam bulan ke depan dapat meningkatkan kapasitas petani, sehingga kualitas biji kopinya juga dapat memenuhi kebutuhan ekspor,” ujar Direktur Eksekutif LPEI, D. James Rompas pada acara peluncuran Desa Devisa Kopi Subang, yang diselenggarakan secara virtual, Senin (12/7).

James Rompas juga berharap, kolaborasi yang terjalin antara Koperasi Gunung Luhur Berkah dan Pemerintah Daerah Subang bisa menjadi salah satu solusi awal di tengah kondisi pandemi yang kita hadapi.

Sementara Ketua Koperasi GLB, Miftahudin Shaf menuturkan masyarakat telah bertani kopi dalam jangka waktu yang panjang dan tidak pernah terbayang bahwa produknya dapat diekspor.

"Kami tentu berharap dengan program Desa Devisa, kopi kita dapat diekspor, terkenal hingga mancanegara dan petani dapat merasakan manfaat ekonomi dan sosial secara langsung," jelasnya.

Pada forum pertemuan virtual yang sama, Bupati Subang, H. Ruhimat mengapresiasi program yang diinisiasi oleh LPEI.

“Kami sangat mengapresiasi segala upaya dari seluruh pihak untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Subang. Kami berharap melalui Desa Devisa menjadi program yang berkelanjutan, kopi Subang dapat mendunia dan menjadi jalan untuk terciptanya Subang Jawara yaitu jaya, istimewa dan sejahtera,” kata Ruhimat.

Sebelumnya, LPEI telah berhasil membentuk dua Desa Devisa yaitu Desa Devisa Kakao di Jembrana, Bali dengan komoditas unggulan berupa biji kakao yang difermentasi dan Desa Devisa Kerajinan di Bantul, Yogyakarta dengan produk kerajinan ramah lingkungan yang telah mampu melakukan ekspor secara berkelanjutan ke Eropa.

Kesuksesan pada dua desa tersebut dapat diduplikasi oleh Desa Devisa Kopi Subang, sehingga produk lokal Indonesia dapat mendunia serta memberikan dampak positif terhadap peningkatan ekonomi, sosial dan lingkungan bagi masyarakat setempat.(chi/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler