Bangun Museum Umrah agar Wisata Halal Banten Makin Bergairah

Rabu, 11 Oktober 2017 – 12:54 WIB
Para calon jemaah umrah sedang bermanasik. Foto: dokumen Jawa Pos

jpnn.com, JAKARTA - Berbagai cara terus dikembangkan untuk menggarap potensi pariwisata halal. Salah satunya adalah Provinsi Banten yang menjadi proyek percontohan sejumlah objek wisata halal karena memiliki potensi untuk dikembangkan di dunia pariwisata Indonesia.

Dalam rangka pengembangan wisata halal di Banten, organisasi Ittihadul Muballighin membangun Museum Umrah. Humas Ittihadul Muballighin M Yanvi Alex mengatakan, potensi pariwisata halal di Banten sangat besar.

BACA JUGA: Industri Fashion Muslim Perkuat Destination Brand Indonesia

“Oleh karena itu baik destinasi dan atraksi serta kuliner harus disiapkan secara matang. Kami juga bersyukur di Banten akan dibangun Museum Umrah. Ini akan menjadi daya tarik tersendiri, semoga bisa cepat direalisasikan dan akan menjadi destinasi wisata yang sangat bagus,” ujar Alex usai Munas ke-8 DPP Ittihadul Muballighin sekaligus peringatan hari jadinya ke-40 di Hotel Kyriad Airport Jakarta, Sabtu (7/10).

Alex yang juga menjabat ketua Badan Otonom Lembaga Amil Zakat Ittihadul Muballighin (Lazim) mengatakan, pada munas yang juga didukung Kementerian Pariwisata (Kemenpar) itu organisasinya meluncurkan Komite Umrah Haji & Industri Halal (KUHI). Nantinya, KUHI akan menjadi bisnis Ittihadul Muballighin secara nasional maupun internasional.

BACA JUGA: Bali Aman, Legian Beach Festival 2017 Siap Digelar

“Sesuai dengan arahan Kemenpar bahwa kita sama-sama bergerak untuk meningkatkan pendapatan maupun kunjungan wisatawan agar mampu mencapai target yang diharapkan. Dengan adanya KUHI ini minimum pengelola haji dan umroh dari Arab Saudi akan kita ajak untuk mengunjungi Indonesia,” tuturnya.

Lebih lanjut Alex mengatakan, dengan KUHI maka nantinya bisa membawa wisman khususnya dari negara-negara Timur Tengah untuk berlibur ke Indonesia. Destinasi halal pun sudah disiapkan untuk dipromosikan.

BACA JUGA: Siap-siap, Festival Bahari Raja Ampat Digelar 18-21 Oktober

Selain itu, KUHI sedang menyiapkan wisata kuliner berupa program Indonesia Halal Food sebagai daya tarik untuk merangsang wisman muslim menyambangi Indonesia. Alex mengatakan, nantinya Lazim akan turut menggairahkan industri pariwisata dengan berbagai terobosan dan program yang sudah disusun dan direncanakan.

“Salah satunya adalah dengan mendirikan Museum Umrah. Rencananya museum tersebut akan segera didirikan dan berlokasi di wilayah Banten,” ucap Alex.

Dia meyakini museum itu akan menjadi daya tarik pariwisata di dalam negeri. “Sejauh ini belum ada tempat khusus yang memberi informasi mengenai berbagai hal tentang umroh, mulai dari sejarah umrah di Indonesia maupun hal menarik lainnya yang berkaitan dengan ibadah ke Tanah Suci,” tambahnya.

Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti menyebut potensi kunjungan wisata halal ke Banten tergolong tinggi dan bisa membidik pangsa pasar Timur Tengah yang masih terbuka lebar. Oleh sebab itu, sangat tepat jika di Banten ada Museum Umrah.

“Untuk menggaet pangsa pasar tersebut kami telah menyiapkan empat pilar pengembangan wisata halal. Pilar pertama yakni terkait kebijakan dan regulasi. Berbicara kedua hal tersebut tentu sangat berkaitan dengam pemerintah pusat dan daerah,” ucap Esthy yang didampingi Kepala Bidang Promosi Wisata Pertemuan dan Konvensi Kemenpar Eddy Susilo.

Pilar kedua yaitu pemasaran. Menurut Esthy,  destinasi wisata harus melihat kebutuhan pasar.

Adapun pilar ketiga dan keempat terkait dengan pengembangan aneka atraksi dan akses transportasi. “Hal itu bertujuan supaya wisatawan merasa nyaman dan sesuai dengan tujuan wisata halal,” ujarnya.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan, Indonesia telah berhasil naik satu peringkat dalam Global Muslim Travel Index (GMTI) 2017 dari posisi ke tiga dari posisi empat. Ke depannya, dia meyakini Indonesia bisa melampaui Malaysia dan UEA yang kini di peringkat dua teratas.

Panduan industri wisata halal dunia seperti GMTI bisa jadi acuan Indonesia untuk membenahi wisata halal. “Semua PR wisata halal Indonesia termasuk infrastruktur, kebersihan dan higienitas, harus bisa dikuantifikasi sehingga arah perbaikannya jelas,” ujar Arief.(adv)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Terpengaruh, Ubud Writers & Readers Festival Jalan Terus


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler