Bangun Pabrik di NTT, PT Garam Alokasikan Rp 64 Miliar

Minggu, 26 Maret 2017 – 02:53 WIB
Ilustrasi. Foto: Jawa Pos/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - PT Garam akan menyerap 400 ribu ton garam rakyat saat musim panen yang diprediksi mulai awal April nanti.

Selain itu, ada juga dana penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 222 miliar.

BACA JUGA: Gencarkan Pameran untuk Dongkrak Penjualan Kosmetik

Menurut Dirut PT Garam R. Achmad Budiono, pada musim panen 2015, pihaknya menyerap 343 ribu ton garam rakyat.

Pihaknya akan memaksimalkan penyerapan produksi garam rakyat tahun ini.

BACA JUGA: Genjot Kinerja, FIF Jajakan Obligasi Rp 15 Triliun

’’Harganya akan mengikuti pasar. Misalnya, harga pasar garam kualitas ketiga Rp 280 per kg akan kami beli dengan harga Rp 430 per kg,’’ jelasnya.

PT Garam akan menggunakan dana Rp 16 miliar dari PMN untuk merevitalisasi gudang.

BACA JUGA: 3 Besar BPR Syariah Pemilik Aset Terbanyak di Indonesia

PT Garam pun akan memanfaatkan dana PMN Rp 7 miliar untuk melakukan ekspansi ke Nusa Tenggara Timur.

Sementara itu, dana sebesar Rp 7 miliar untuk intensifikasi penggunaan geo membran di Madura.

PT Garam juga mengalokasikan dana Rp 64 miliar untuk membangun pabrik garam konsumsi di NTT.

’’Kami ekspansi ke Kupang seluas 400 hektare,’’ kata Budiono.

Ekspansi PT Garam ke NTT diyakini berhasil karena wilayah di sana memiliki musim panas 8–9 bulan.

Perluasan tambak juga memungkinkan. Sebab, di Teluk Kupang, terdapat 7.700 hektare lahan yang mampu memproduksi satu juta ton garam.

’’Program swasembada garam perlu dukungan pemerintah karena penyediaan lahan jadi tantangan sendiri,’’ ungkapnya.

PT Garam tidak memilih model akuisisi, tetapi mengedepankan pola inti plasma dengan masyarakat pemilik lahan.

Pola tersebut lebih mudah dilakukan karena mayoritas lahan berstatus tanah ulayat.

’’Dari sisi bisnis juga menguntungkan karena return-nya cepat,’’ ucapnya.

Budiono juga berharap kebijakan impor garam sejalan dengan usaha garam rakyat.

Masuknya garam impor terbukti berdampak pada produksi petani yang tidak optimal.

Salah seorang petani sudah memanen garam yang berusia 3–4 hari.

Padahal, waktu panen idealnya mencapai sepuluh hari. (res/c23/noe)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Manfaatkan Inovasi, RNI-UGM Gelar Pertemuan


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler