jpnn.com - JAKARTA - PT Dahana baru saja menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Eurenco dan Roxel, sebuah perusahaan asal Prancis untuk membangun pabrik propelan di Subang, Jawa Barat.
Kerjasama ini dilakukan Direktur Utama PT Dahana (Persero) Harry Sampurno, Senior VP Bussines Development Jean Claude dan CEO Roxel France Jacques Desclaux. Kerjasama ini juga disaksikan langsung oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan).
BACA JUGA: PLN Klaim Loket Pulsa Listrik Sudah Normal
"Kerjasama pembangunan pabrik propelan ini sebagai upaya membantu pemerintah Indonesia dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri," ujar Staf Ahli Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Bidang Kerjasama dan Hubungan Antar Lembaga, Silmy Karim di Jakarta, Senin (26/5).
Dikatakan Silmy, bahan baku dalam pembuatan amunisi roket dan peluru kendali sangat diperlukan. Karenanya pabrik propelan menjadi prioritas yang wajib dimiliki oleh Indonesia.
BACA JUGA: Anggaran Dipangkas, Laju Ekonomi Masih Bisa di Batas Atas
Nantinya, proyek pembangunan pabrik propelan ini akan dibangun di wilayah area PT Dahanan seluas 600 hektar, di mana khusus pembangunan pabrik tersebut akan dilakukan di area seluas 50 hektar. "Pabrik ini akan dibangun selama 40-50 bulan, atau kurang lebih empat tahun ke depan," terang Silmy.
Pembangunan pabrik ini akan dilakukan secara dua tahap, dengan menghasilkan tujuh produk. Tahap pertama pabrik tersebut hanya melakukan produksi tiga produk saja, yaitu spherichal powder sebanyak 400 ton per tahun, dan propelan double base roker sebanyak 80 ton per tahun.
BACA JUGA: Jadi Perusahaan Terbesar di Asia Tenggar, Semen Indonesia Perlu Tiru
"Produk yang dihasilkan nantinya akan diserap oleh industri pertahanan yang ada, karena produk ini merupakan bahan baku untuk membuat peluru, roket, peluru kendali, propelan untuk munisi kaliber kecil, menengah dan besar," tukasnya. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kebijakan Revolusioner Bisa Kembalikan Swasembada Pangan
Redaktur : Tim Redaksi