JAKARTA - PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) berencana membangun dua pabrik baru sepanjang 2012. Pembangunan pabrik itu memakan investasi senilai Rp 160 miliar. Asumsinya, setiap pabrik menelan anggaran pembangunan Rp 80 miliar.
Dengan penambahan dua pabrik itu, perseroan berharap ada pertumbuhan produksi roti antara 20-30 persen sepanjang 2012. Sebab, sepanjang 2011, perseroan berhasil membukukan produksi hingga 1,2 juta roti per hari. Jika terealisasi, kedua pabrik yang berlokasi di Cibitung dan Palembang itu akan menambah jumlah menjadi tujuh pabrik, setelah September tahun lalu meresmikan pabrik baru di Medan.
Penambahan pabrik dan kapasitas tahun ini seiring dengan target pertumbuhan penjualan hingga 20 persen. Sepanjang 2011, perseroan memprediksi bisa mencatat penjualan sebesar Rp 810 miliar, atau meningkat 32 persen dibanding penjualan periode tahun lalu dikisaran Rp 612 miliar. “Jumlahnya masih dalam perhitungan, tapi kemungkinan bisa mencapai Rp 810 miliar. Kami juga akan meningkatkan kapasitas produksi pabrik yang berada di Surabaya dan Semarang,” tukas Yusuf Hady, Direktur Operasional Nippon Indosari, di Jakarta, Senin (16/1).
Untuk investasi pabrik baru itu, Yusuf menjelaskan, dana yang akan digunakan bisa dari pinjaman bank maupun dari kas internal. Namun Yusuf belum bisa menyebut berapa besar komposisi yang akan digunakan dari kedua sumber pendanaan tersebut. Hanya saja, pihaknya tengah mengkaji rencana melakukan kerja sama dengan pemasok untuk menerbitkan produk selai roti.
“Kami masih mengkaji itu, tim kami masih melakukan riset-riset untuk melihat pangsa pasarnya. Tapi jika teralisasi, mungkin bisa berkontribusi 5%-10% untuk pendapatan perseroan,” tambah Yusuf.
Pada intinya, sambung Yusuf produk selai itu merupakan kerja sama dengan pihak ketiga dan nantinya akan memakai brand Sari Roti. Menurut dia, produk selai tersebut akan menjadi pelengkap produk Sari Roti seperti yang dilakukan perusahaan sejenis di luar negeri.
Sementara menyudahi perdagangan Senin (16/1), saham perseroan ditransaksikan anjlok 125 poin (-3.55 persen) menjadi Rp 3.400, dibanding penutupan perdagangan sehari sebelumnya di level Rp 3.525 per lembar saham. (far)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenhub Usul Motor Tidak Disubsidi
Redaktur : Tim Redaksi