WASHINGTON--Amerika Serikat akhirnya menyetujui pembangunan reaktor nuklir pertamanya sejak 1978. Keputusan itu diambil di tengah penolakan dari otoritas tertinggi pengatur keamanan nuklir terkait krisis nuklir yang melanda Fukushima, Jepang, tahun lalu.
Lima komisioner dari Komisi Otoritas Nuklir (NRC) mengambil keputusan setelah empat suara menyatakan setuju atas pembangunan dua reaktor dengan kapasitas 1.100 megawatt Westingtonhouse-Toshiba pada generator listrik di fasilitas nuklir Vogtle, Georgia, milik Southern Co.
Satu-satunya suara yang menolak datang dari kepala NRC Gregory Jackzko. Dia berpendapat, diperlukan "komitmen mengikat" dari pemegang proyek untuk mengimplementasikan rancangan yang menjamin secara penuh penangkalan risiko seperti terjadi pada Fukushima, setelah dilanda gempa serta tsunami 11 Maret tahun lalu.
"Saya tidak bisa mendukung penerbitan izin (pembangunan reaktor nuklir) ini jika tragedi Fukushima tidak pernah terjadi. Itulah apa yang sedang kita lakukan sekarang," terangnya.
Dalam catatan keberatannya, Jaczko menegaskan kedua perusahaan pembangun reaktor dan NRC harus sepakat pada peningkatan standar keamanan. "Sebelum terjadi tragedi Fukushima, semua ahli nuklir dan otoritas menyatakan bahwa bencana alam bukanlah ancaman serius yang akan mengakibatkan kerusakan di tiga reaktor tersebut," terangnya.
Namun, komisioner lainnya berpendapat bahwa komitemen seperti yang dimaksud Jaczko tidak diperlukan. Meski demikian kekhawatiran Jaczko akan tetap diakomodasi dalam standar operasional keamanan reaktor. (cak/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Eks Presiden Maladewa Mengaku Dikudeta
Redaktur : Tim Redaksi