Eks Presiden Maladewa Mengaku Dikudeta

Jumat, 10 Februari 2012 – 11:49 WIB

MALE–Setelah menyatakan mundur dari jabatannya Senin lalu (6/2), mantan Presiden Maladewa Mohamed Nasheed, 44, justru terancam dipenjara. Itu terjadi setelah Pengadilan Kriminal Maladewa kemarin (9/2) menerbitkan surat perintah penangkapan atas dirinya. Bahkan, Nasheed mengaku telah mengungsikan istri dan salah satu putrinya ke Sri Lanka karena alasan keselamatan.

Sehari setelah mengumumkan mundur, Nasheed secara mengejutkan membeberkan Selasa lalu (7/2) bahwa dirinya sebetulnya dipaksa mundur alias dikudeta menyusul konflik dan perseteruan politik di Maladewa yang menyulut huru-hara. Kini presiden pertama Maladewa yang dipilih secara demokratis tersebut masih tinggal di rumahnya di ibu kota (Male) dengan penjagaan ketat para pendukung loyalnya.

Juru Bicara Kepolisian Abdul Mannan Yusuf menolak menyebut dasar penerbitan perintah penangkapan itu dan kapan sang mantan presiden akan ditangkap. Komisioner Polisi Abdullah Riaz mengakui legalitas surat perintah penangkapan itu masih belum jelas. ’’Apakah telah sesuai konstitusi, kini Masih dalam proses pengkajian,’’ ujarnya.

Nasheed sudah mendengar kabar rencana penangkapan atas dirinya. Kepada wartawan asing yang menemui dirinya di rumahnya, Nashedd menyatakan bahwa pengadilan Male telah mengeluarkan surat perintah penahanan dan dirinya telah mengantisipasi jika nantinya akan dipenjara.

’’Mereka telah mengeluarkan surat penangkapan dan bilang bahwa saya akan menjadi mantan presiden pertama (Maladewa) yang menghabiskan sisa hidupnya di penjara,’’ tutur Nasheed. ’’Saya berharap dunia internasional segera melakukan sesuatu sekarang,’’ lanjutnya.

Sambil menjaga Nasheed, kerabat dan pendukungnya menunggu kedatangan petugas yang akan mengeksekusi surat penangkapan tersebut. Di sisi lain, aparat keamanan dan tentara terus berjuang mengontrol keamanan dari para perusuh serta demonstran di Maladewa.

Para perusuh terus berkeliaran di ibu kota Maladewa dan berdemonstrasi menuntut supaya Nasheed dikembalikan pada posisinya. Sebagian di antara mereka juga menyerang kantor polisi di wilayah pedalaman negara kepulauan di selatan India tersebut.

Riaz menuturkan, sedikitnya 18 kantor polisi diserang. Sejumlah gedung pengadilan maupun kantor pemerintahan dibakar dan dijarah. ’’Apa yang terjadi saat ini benar-benar sangat menyedihkan. Hari ini adalah hari terburuk dalam sejarah modern Maladewa,’’ tutur Menteri Dalam Negeri Mohammed Jamil Ahmed yang baru ditunjuk. 

Sementara itu, mengantisipasi penangkapan atas dirinya, Nasheed mengungsikan istri dan salah seorang putrinya ke Sri Lanka kemarin karena alasan keamanan. ’’Akan lebih aman jika mereka tinggal di sana (Sri Lanka) daripada di Maladewa,’’ katanya. 
Secara terpisah, Presiden Sri Lanka Mahinda Rajapakse dikabarkan telah berbicara kepada istri Nasheed ketika dia baru tiba di Kolombo. ’’Presiden prihatin atas keselamatan Nasheed dan keluarganya,’’ ujar juru bicara Kepresidenan Sri Lanka.

Sebelumnya, seorang anggota keluarga dekat Nasheed mengungkapkan bahwa dua putri mantan presiden telah diungsikan ke Sri Lanka. Namun, Nasheed mengatakan bahwa seorang putrinya masih berada di sisinya bersama para pendukungnya.(AFP/AP/cak/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Assad Kirim Milisi Bersenjata


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler