jpnn.com, SURABAYA - Rencana pembangunan rumah tahanan (rutan) perempuan untuk tahanan di Surabaya dan Sidoarjo segera terwujud.
Pembahasan tentang proyek itu berlangsung di Lapas Kelas I Surabaya (Porong). Namun, pembangunan rutan khusus kaum hawa itu baru bisa dimulai tahun depan.
BACA JUGA: Penghuni Lapas Perempuan Harus Terbebas dari Kekerasan
Menurut Kepala Rutan Perempuan Kelas II-A Surabaya Tri Sukapti Handayani, persiapan pembangunan sudah dilakukan.
Meski baru dimulai tahun depan, pembangunan tersebut tetap harus dipersiapkan sejak awal. Termasuk soal perizinan dan sebagainya.
''Akan dibangun di sebelah Lapas Porong,'' ujarnya.
Penentuan lokasi untuk rutan perempuan itu tidak mudah. Awalnya banyak opsi.
Salah satunya, merelokasi rumah pegawai di lingkungan Rutan Medaeng. Tapi, opsi tersebut tidak terealisasi.
Sebab, relokasi dianggap sulit berjalan karena harus memindah rumah dinas dan rumah pegawai dalam jumlah banyak. Merelokasi ke lokasi yang jauh justru tidak efisien.
Akhirnya, lanjut Tri, pilihan yang dianggap tepat untuk pembangunan rutan perempuan adalah sebelah Lapas Porong.
Di lokasi tersebut, ada tanah yang dulu dijadikan sebagai kandang bebek, sapi, dan kambing.
Luasnya sekitar 1 hektare. Lokasi itu cukup karena lebih luas daripada bangunan rutan perempuan sekarang.
Tri menjelaskan, anggaran pembangunan berasal dari APBN di bawah Kemenkum HAM.
Terkait total dana yang dikucurkan, pihaknya belum memastikan. Yang jelas, dananya diberikan secara bertahap.
''Dana yang dianggarkan sekarang sekitar Rp 26 miliar,'' kata Tri.
Salah satu instansi Pemkab Sidoarjo yang dilibatkan adalah dinas pekerjaan umum dan penataan ruang (PUPR).
''Kami diundang terkait rencana tata ruang Sidoarjo agar usul pembangunannya nanti sesuai tata ruang,'' jelas Kepala Dinas PUPR Sigit Setyawan.
Untuk melakukan kajian tata ruang, lanjut Sigit, pihak Kemenkum HAM harus mengirim surat keterangan rencana kota (SKRK) dan mengajukan izin lokasi ke dinas PUPR. (may/c7/hud/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia