Bangun Sekolah Rusak di Garut, Yayasan Bakti Barito Gandeng Kitabisa dan Happy Hearts

Sabtu, 12 Oktober 2024 – 09:04 WIB
Direktur Eksekutif Yayasan Bakti Barito Fifi Pangestu saat penandatanganan kerja sama dengan Yayasan KitaBisa, dan Yayasan Happy Hearts untuk membangun kembali dua sekolah terdampak gempa Garut, Sabtu (12/10). Foto: Dokumentasi YBB

jpnn.com, GARUT - Yayasan Bakti Barito (YBB), Yayasan KitaBisa, dan Yayasan Happy Hearts mengajak masyarakat membangun kembali dua sekolah terdampak gempa Garut.

Kedua sekolah tersebut, yaitu SDN 3 Barusari dan SDN 4 Barusari yang terletak di kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

BACA JUGA: BNPB: 110 Rumah Rusak dan 75 KK Terdampak Gempa Garut

"Upaya kolaboratif yang dipimpin Yayasan Bakti Barito, Happy Hearts Indonesia, dan Kitabisa ini bertujuan untuk memperbaiki infrastruktur sekolah untuk kegiatan belajar mengajar yang aman bagi 220 siswa," kata Direktur Eksekutif Yayasan Bakti Barito Fifi Pangestu, Sabtu (12/10).

Pembangunan kembali ini, lanjut Fifi Pangestu, diproyeksikan akan selesai di akhir tahun.

BACA JUGA: Gempa Garut, Sejumlah Warga Luka-Luka, Bangunan Rusak

Gempa bumi di Garut memiliki dampak yang cukup besar di kedua sekolah tersebut, sehingga diperlukan dukungan untuk pembangunan kembali.

Menurut sebuah studi tentang dampak bencana gempa bumi terhadap sektor pendidikan, gempa bumi Jawa yang terjadi pada 2006 telah menyebabkan kemunduran yang signifikan.

BACA JUGA: Dampak Kerusakan Bangunan dan Korban Gempa Garut Bertambah

Para siswa yang terkena dampak kehilangan hampir satu tahun masa sekolah dan memiliki kemungkinan 10-11 persen lebih kecil untuk menyelesaikan wajib belajar.

"Kami berkolaborasi dalam kampanye yang menargetkan penggalangan dana sebesar Rp 1,4 miliar untuk membiayai rekonstruksi kedua sekolah yang terkena dampak gempa bumi ini," terang Fifi Pangestu.

Dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan gedung sekolah baru yang dibangun dengan bahan bangunan yang tahan gempa.

Bahan bangunan menggunakan antara lain batu bata dari plastik daur ulang sebesar 9,4 ton yang juga akan mengurangi sekitar 22 ton emisi karbon.

Selain itu, Yayasan Bakti Barito juga memimpin kampanye aktivasi digital Kitabisa untuk meningkatkan kesadaran publik dan mendorong partisipasi masyarakat dalam upaya pembangunan kembali ini.

“Kampanye ini menunjukkan kekuatan dari upaya yang digerakkan oleh masyarakat," ujar Direktur Kitabisa.org. Edo Irfandi.

Dia melanjutkan, dengan melibatkan masyarakat Indonesia di seluruh negeri dan memanfaatkan platform Kitabisa, bertujuan membangun kembali sekolah-sekolah ini yang berdasarkan pada ketahanan dan keberlanjutan.

Fifi Pangestu menambahkan prioritas mereka untuk segera memulihkan lingkungan belajar yang aman bagi para siswa.

"Terinspirasi oleh visi pendiri kami, Prajogo Pangestu, kami percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk membangun masyarakat yang tangguh," tegasnya.

Sementara itu, CEO Happy Hearts Indonesia Sylvia Beiwinkler mengatakan pihaknya fokus memberikan dampak jangka panjang melalui inovasi dan keberlanjutan.

Dengan menggunakan batu bata plastik daur ulang, mereka membangun kembali dengan lebih baik dan menetapkan tolok ukur baru untuk upaya pemulihan bencana di masa depan.

"Sekolah ini berkontribusi pada sebelas dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), memastikan masa depan yang lebih cerah dan tangguh bagi masyarakat,” kata Sylvia Beiwinkler. (esy/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler