BANI Jalin Kerja Sama dengan UGM

Kamis, 20 Desember 2018 – 22:19 WIB
Penandatanganan Memorandum Of Understanding (MOU) antara UGM dan Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) di University Club, UGM, Yogyakarta. Foto dok BANI

jpnn.com, YOGYAKARTA - Wakil Rektor Universitas Gajah Mada (UGM), Paripurna mengatakan, keberhasilan pembangunan dan perekonomian sebuah negara dapat tercermin dari kesuksesan negara tersebut dalam menyelesaikan sengketa bisnis di negaranya, terutama penyelesaian sengketa melalui arbitrase.

Hal ini bisa terlihat bagaimana Singapura dan Tiongkok saling berlomba untuk menelurkan arbiter terbaik untuk menyelesaikan sengketa bisnis di negaranya.

BACA JUGA: Alumni UGM Pendukung Jokowi Ajak Masyarakat Guyub

“Kita lihat hasilnya, seiring dengan perkembangan arbitrase di Singapura dan Tiongkok, investasi pun terus berdatangan pada mereka,” ujar Paripurna, dalam acara penandatanganan Memorandum Of Understanding (MOU) antara UGM dan Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI), di University Club, UGM, Yogyakarta, Selasa (18/12).

Paripurna menambahkan, penyelesaian sengketa melalui arbitrase lebih banyak keuntungannya bagi pelaku usaha, karena selain prosesnya cepat, biayanya transparan dan terukur jelas, juga proses persidangan bersifat rahasia, sehingga dapat melindungi reputasi pihak yang menyelesaikan sengketa.

BACA JUGA: Usut Pemerkosaan Mahasiswi UGM, Polisi Garap Saksi di Maluku

“Jika dibandingkan dengan pengadilan, selain waktu yang dibutuhkan lebih lama karena ada proses bertingkat dari Pengadilan Negeri, kemudian Pengadilan Tinggi, Kasasi dan seterusnya. Ini perusahaan bisa hancur apalagi jika dimuat di media massa,” tuturnya.

Sementara itu, Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia Fakultas Hukum UGM, Herliana, menyebut peran lembaga arbitrase akan sangat dibutuhkan dalam penyelesaian sengketa.

BACA JUGA: Kasus Perkosaan Mahasiswi UGM Dioper ke Polda Maluku

Karena itu dirasakan perlu untuk melakukan kerja sama dengan BANI, sebagai penyeimbang dari teori yang UGM berikan pada mahasiswanya.

“Dari situ juga kami harapkan untuk terjalin kerja sama yang lebih intensif dan berkesinambungan, dalam kurikulum kami sendiri, arbitrase ini memang dipandang sangat penting untuk diberikan kepada mahasiswa, walaupun kita mengajarkan hukum pidana, perdata, dan sebagainya, namun kita menyadari bahwa pengadilan adalah jalan terakhir,” sebutnya.

Terutama bagi dunia bisnis, Herliana mengatakan bahwa kompleksitas pengadilan tidak bersahabat dengan dunia bisnis, sehingga untuk sengketa dalam dunia bisnis, lebih cocok diselesaikan di arbitrase.

Ketua BANI, Husseyn Umar, mengatakan, pihaknya selaku lembaga arbitrase tertua dan terbesar di Indonesia, terus mensosilisasikan wawasan mengenai arbitrase kepada semua kalangan.

“Kerja sama dengan UGM ini adalah salah satu bentuk cara kami mensosialisasikan arbitrase di kalangan akademisi,” sebutnya.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dulu Tolak Politikus Gerindra, Sekarang Kok UGM Terima PSI?


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
UGM   BANI   Bisnis  

Terpopuler