Banjir Bandang, Kayu-kayu Besar Berseliweran

Kamis, 17 Desember 2015 – 05:38 WIB
Tampak rumah warga rusak dan batang-batang kayu diduga sisa penebangan liar. Foto: Padang Ekspres/JPG

jpnn.com - PASAMAN – Warga Jorong Kampung Padang, Paraman Dareh di Nagari Air Manggis,  Pasaman, masih dirundung kecemasan, takut banjir bandang seperti terjadi Selasa (16/12) terulang lagi.

Noviar, kepala Jorong setempat mengaku telah meminta warganya untuk tetap waspada dan menjauh dari bantaran sungai.

BACA JUGA: BRAKKK... Karyawan Alfamart Tewas Diseruduk Truk

“Saat ini warga masih mengungsi di rumah kerabat dan dan posko bencana yang didirikan,” ujar Noviar.

Ia mengakui kalau salah satu faktor penyebab banjir adalah adanya penebangan kayu hutan di pebukitan kenagarian tesebut. “Ini sudah mata pencarian masyarakat,” ujarnya.

BACA JUGA: Kakek 60 Tahun Ini Meninggal Dengan Damai Di Atas Tempat Tidur

Indra, 38, warga setempat mengatakan hal yang sama. Ia mengaku trauma dengan kejadian itu. “Ini baru pertama kali terjadi di kampung kami. Selama ini tidak pernah terjadi,” ujarnya.

Ia tidak menampik kalau di lokasi pebukitan sumber banjir adan bukit sekitarnya memang ada penebangan kayu. Namun katanya penebangan hanya dilakukan untuk mengambil kayu seperlunya.

BACA JUGA: Dicari tak Ketemu, Ternyata Nyangkut di Kapal

Pantauan Padang Ekspres (Jawa Pos Group) di lokasi kejadian kemarin (16/12), terlihat rumah warga masih terendam banjir lumpur. Pohon-pohon dan kayu-kayu besar diduga sisa penebangan bersliweran di bantaran sungai.

Dua alat berat dikerahkan untuk  menyingkirkan kayu-kayu itu agar tidak menghambat arus Batang Paman Dareh.

Sementara beberapa personel TNI, Polri, BPBD menggunakan mesin chainsaw untuk memotong kayu-kayu besar. Tumpukan kayu dari bukit bulek sumber banjir bandang berasal sangat banyak sekali. Bahkan terlihat personel penanganan bencana kesulitan mengevakuasinya.

Kepala BPBD Pasaman M Sayuti Pohan mengatakan, dalam musibah tersebut pihaknya menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari ke depan.

“Empat belas hari kedepan tim kebencanaan akan terus bekerja mensterilkan lokasi dan membangun mental masyarakat yang trauma,” ujarnya.

Sebanyak  21 rumah warga rusak terkena banjir bandang. Rinciannya, rusak sedang 12 rumah, rusak ringan 5 unit rumah, rusak berat 4 rumah.  “Kerugian kita taksir mencapai Rp900 sampai Rp1 milliar,” ujarnya.

Sekda Pasaman Syafei Siregar mengatakan, pihaknya akan melakukan penelitian dengan instansi terkait apakah benar banjir bandang disebabkan pembalakan liar atau tidak. “Kita teliti dulu,” ujarnya.

Katanya, jika ada indikasi pembalakan, pemkab tidak mentolerir dan akan menurunkan tim terpadu untuk menindaklanjutinya. (wni/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... TNI AD dan TNI AL Siaga


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler