TNI AD dan TNI AL Siaga

Kamis, 17 Desember 2015 – 04:55 WIB
Danrem 152 Babullah, Kolonel (Inf) Syafrial. FOTO: Malut Post/JPNN.com

jpnn.com - TERNATE – Mengantisipasi masuknya ISIS dan teroris di Maluku Utara (Malut), pihak TNI AD dan TNI AL mulai memperketat pengamanan di sejumlah sektor, yakni pengamanan di darat maupun di laut di Malut.

Danrem 152 Babullah, Kolonel (Inf) Syafrial saat dikonfirmasi usai pelaksanaan upacara peringati Hari Juang Kartika, Rabu (15/12), mengatakan, pengamnan ini dilakukan karena belakangan ini adanya informasi menyusupnya teroris maupun ISIS ke Sulawesi Utara (Sulut).

BACA JUGA: Anggota Polisi Tes Urine, Ada Apa?

“Saya sudah kerahkan anggota intelejen untuk memantau situasi di segela sektor, terutama di perbatasan Malut dengan Sulut,” kata Danrem 152 Babullah.

Dikatakan, terkait informasi masuknya teroris ke Sulut itu, bisa menjadi ancaman di Malut.

BACA JUGA: Gawat! Kasus Demam Berdarah Semakin Parah

“Karena itu, kita perketat penjagaan. Saya juga berharap kepada masyarakat agar bisa bekerjasama dalam mengantisipasi masalah ini, jika ada temuan di lapangan segera melaporkan,” katanya seperti dilansir Harian Malut Post (JPNN.com).

Danlanal Ternate Kolonel Laut (P) Djoko Prijatin juga mengatakan saat ini pihaknya juga sudah mulai memperketat wilayah perairan laut Malut. “Selain megantisipasi masuknya nelayan asing, juga mengantisipasi masuknya teroris maupun ISIS, dan sudah diinstruksikan di Danpos masing-masing dalam hal ini dibawah jajaran Lanal Ternate, untuk lebih memperketat pengaman laut,” imbuhnya.

BACA JUGA: Puluhan Siswa Menjerit Histeris di Arena Perkemahan

Sebab, lanjut dia, di Malut sendiri, banyak Warga Negara Asing (WNA) yang masuk. Paling banyak WNA asal China yang dipekerjakan di berbagai perusahaan yang baru dibuka di Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel),” bebernya.

Untuk itu, dia meminta kepada pihak Imigrasi Malut agar lebih perketat pengawasan terhadap WNA tersebut. Terutama masalah dokumen yang dimiliki WNA itu.

“Sebab, ada sebagian WNA yang kami tangkap tidak bisa menunjukan dokumen milik mereka. Mereka hanya bisa menunjukan paspor foto copy saja. Ini bisa jadi mereka adalah pekerja illegal. Saya harap sejumlah instansi terkait untuk bekerjasama dalam mengamankan Malut dari ancaman ISIS maupun teroris,” harap Djoko Prijatin.(tr-05/jfr/fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... ‎‎Menteri Yuddy Sorot Rapor Akuntabilitas Kinerja Sultra


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler