Banjir Bandang, Ribuan Rumah Terendam, 6 Tewas

Selasa, 09 Februari 2016 – 09:55 WIB
Seorang warga yang hendak menyelamatkan diri dari banjir bandang. FOTO: Padang Ekspres/jpnn.com

jpnn.com - SOLOK SELATAN - Banjir bandang memorak-porandakan Kabupaten Solok Selatan (Solsel), Sumatera Barat. Akibat peristiwa yang terjadi Senin (8/2) sekitar pukul 01.00 itu, ribuan rumah di Kecamatan Sungaipagu terendam dan enam warga tewas karena tertimbun longsor di Pauhduo.  Sementara itu, di Sangir, akses jalan nasional putus. Selain itu, satu unit mobil jatuh ke dasar sungai serta tiga jembatan putus.

Pantauan Padang Ekspres (Jawa Pos Group) tingginya curah hujan sejak Sabtu pagi (6/2) hingga Minggu malam (7/2) mengakibatkan Sungai Batang Suliti meluap dan merendam ribuan rumah warga. 

BACA JUGA: Meski Ekonomi Lesu, Arus Peti Kemas Naik

Titik terparah berada di wilayah Pasar Muaralabuh, mulai Jembatan Kotobaru hingga simpang lembaga pemasyarakatan (lapas) dan Nagari Kiambang. 

Air mulai memasuki rumah warga sekitar pukul 00.30 hingga setinggi badan orang dewasa pada pukul 01.00. Seluruh peralatan rumah tangga dan kendaraan terendam. 

BACA JUGA: Perayaan Imlek di Kampung Tionghoa, Seperti Apa?

''Sebelum air mencapai dada orang dewasa, warga menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi. Puluhan rumah rusak berat dan sedang,'' ujar Kepala BPBD Solok Selatan Edi Torial.

Di Kecamatan Pauhduo, tepatnya di Jorongtaratak Pekonina, Nagari Alam Pauhduo, enam anggota keluarga tewas karena tertimbun longsor. Rumah papan mereka yang berukuran 5 x 8 meter luluh lantak setelah diterjang material bukit dan air bah. 

BACA JUGA: Kalstar Setop Penerbangan ke Bandara Warukin

Peristiwa itu terjadi pukul 03.30. Korban galodo (banjir lumpur) tersebut adalah Ramli; Haisa, 1,5; Mardiana, 50; Elin, 20; Arifan, 2; dan Yusuf, 70. Di antara tujuh anggota keluarga yang tertimbun longsoran bukit, satu orang selamat dari maut. Yakni, Andi Zalman, 10. 

Pada paginya, warga mencari korban dengan menggunakan cangkul. Di antara enam warga yang tertimbun, empat sudah ditemukan dan dua orang masih dicari. Pencarian dihentikan sekitar pukul 03.00. 

''Bencana alam kali ini terdahsyat sejak 1995. Pemerintah provinsi dan pusat perlu melakukan normalisasi sungai. Sebab, dampak banjir bandang dan galodo disebabkan pendangkalan sungai,'' ungkap Sekretaris Komisi II Bidang Infrastruktur DPRD Solok Selatan Dede Pasarela setelah meninjau lokasi bencana alam. (at/JPG/c7/diq)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mimpi Punya Stamina Prima, 4 Warga Sidoarjo Ditangkap Polisi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler