BACA JUGA: PM Inggris Kecam Para Lelaki Mbalela
Lebih dari dua juta warga terkena dampak banjir di sanaBACA JUGA: PM Inggris Kecam Para Lelaki Mbalela
Penderitaan mereka diperparah oleh meroketnya harga kebutuhan pokok dan makanan.Hujan lebat selama dua pekan terakhir mengakibatkan hampir seluruh wilayah Zhejiang terendam air
Kantor Berita Xinhua melansir bahwa seribu perusahaan terpaksa berhenti beroperasi dan 2,6 juta orang terganggu kehidupannya
BACA JUGA: NATO Janjikan Investigasi
Kerugian akibat banjir diprediksi mencapai CNY 5 miliar (Rp 6,6 triliun).Banjir di selatan dan utara Tiongkok bulan ini telah menelan ratusan korban jiwaSebanyak 170 orang tewas atau hilangJalan dan jalur kereta api tidak bisa digunakanBantuan kemanusiaan sudah mulai didistribusikanYang menggembirakan, badan meteorologi meramalkan hari ini (20/6) langit cerahHal itu akan mengurangi penderitaan warga.
Sejumlah petani, seperti dikutip Xinhua, menyatakan bahwa banjir kali ini merupakan yang terparah dalam 20 tahun terakhirHasil panen merosot hingga 20 persenStok buah dan gandum juga berkurangAkibatnya, harga sayur dan bahan bangan lain meroket hingga 40 persenKenaikan harga itu menyumbang inflasi sebesar 5,5 persen atau yang tertinggi selama tiga tahun terakhir.
Meningkatnya indeks harga barang-barang konsumsi itu sudah diprediksi sebelumnyaNamun, persentasenya lebih tinggi dibandingkan dengan April lalu, yakni 5,3 persenMenurut Biro Statistik Nasional Tiongkok, faktor utama pendorong inflasi adalah lonjakan harga makanan sekitar 11,7 persen.
Kenaikan harga makanan akibat banjir juga dilaporkan terjadi di Provinsi Anhui dan Jiangxi, timur TiongkokHingga saat ini jutaan warga masih tinggal di pengungsianAda kekhawatirkan, jika bencana itu berlangsung lama, inflasi terus meningkatPadahal, warga tak bisa mendapat penghasilan demi memenuhi kebutuhan mereka(AP/Rtr/cak/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sehari, Delapan Tentara Asing Tewas di Afghanistan
Redaktur : Tim Redaksi