Banjir Besar Melanda Kalbar, 58 Desa Terendam Air, Gelap!

Selasa, 14 Juli 2020 – 22:45 WIB
Banjir di Sintang, Kalimantan Barat. Foto: antara

jpnn.com, SINTANG - Selain Sulawesi Selatan, banjir juga melanda warga enam kecamatan dan 58 desa di Sintang, Kalimantan Barat.

Di Kecamatan Kayan Hulu, Sintang, tercatat 61 rumah hanyut terbawa arus sungai dan ribuan rumah terendam dengan ketinggian mencapai dua meter.

BACA JUGA: Banjir Bandang di Masamba Telan 13 Korban Jiwa

"Air naik dengan cepat dan aliran sungai sangat deras, akibatnya ada 61 rumah hanyut dan 4.007 kepala keluarga, rumahnya masih terendam," kata Camat Kayan Hulu, Yelmanus, di Sintang, Selasa.

Dia mengatakan banjir besar terjadi sejak Sabtu (11/7) selain mengakibatkan rumah warga hanyut, fasilitas umum lainnya rusak berat, bahkan ada jembatan putus.

BACA JUGA: Mohon Perhatian, Sulsel Berduka Kota Masamba Luluh Lantak

"PLN sejak 10 Juli sudah tidak nyala, bahkan mesinnya terendam banjir. Mudah-mudahan PLN Ranting Sintang segera bisa memperbaiki mesin. Rumah mesin PLN terendam banjir sampai ke atap," kata dia.

Tumenggung Adat Desa Lintang Tambuk, Zakaria, menjelaskan jembatan gantung di desanya putus dan hanyut setelah dihantam banjir besar pada Sabtu (11/7), sekitar pukul 09.00 WIB.

BACA JUGA: Banjir Landa Sejumlah Desa di Konawe Utara

"Terdengar suara gemuruh, ternyata jembatan gantung kami sudah putus dan hanyut. Jembatan gantung ini dibangun tahun 2002 yang lalu. Artinya umurnya sudah 18 tahun. Keberadaan jembatan tersebut sangat penting karena menghubungkan transportasi warga kami ke pusat Kecamatan Kayan Hulu," katanya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sintang, Saragih, mengatakan ada enam kecamatan di daerah itu terkena banjir, yakni Ambalau, Serawai, Kayan Hulu, Kayan Hilir, Dedai, dan Sintang.

Data sementara ada 58 desa yang terendam, sedangkan di Kecamatan Kayan Hulu, satu jembatan gantung roboh dan satu "stegher" hanyut. Di Kecamatan Ambalau satu "stegher" hanyut.

"Di Serawai banjir disertai longsor," kata dia.

Sejak Jumat (10/7), Pemkab Sintang menetapkan status tanggap darurat dengan dikeluarkan Surat Keputusan Bupati Sintang Nomor 360/543/KEP-BPBD/2020 tentang penetapan status tanggap darurat bencana alam banjir, angin puting beliung, dan longsor di Kabupaten Sintang.

Kondisi banjir mulai bergerak ke hilir, sedangkan Camat Dedai sudah melaporkan ada warga terdampak.

Wakil Bupati Sintang Askiman mengatakan pihaknya sudah meninjau rumah warga yang bergeser dan roboh di beberapa desa. Ada juga sekolah yang terendam banjir.

"Saya minta BPBD, Dinas Perkim, Dinas PU untuk menyiapkan langkah rekonstruksi terhadap kerusakan akibat banjir ini. Ada juga sekolah yang terendam banjir," kata dia.

Ia juga memberikan bantuan sembako untuk dapur umum bagi sembilan desa yang berada di jalur Sungai Kayan di Kecamatan Kayan Hulu.

Saat berada di Nanga Tebidah, Wakil Bupati Sintang itu meminta Pemerintah Kecamatan Kayan Hulu dan warga Nanga Tebidah gotong royong membangun ulang rumah sederhana milik Anselmus Sulaiman.

"Kasihan kalau mereka harus nginap di lanting yang dikasih terpal," katanya saat meninjau lanting Keluarga Anselmus Sulaiman yang juga merupakan korban banjir. (antara/jpnn) 


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler