jpnn.com, JAKARTA - Ribuan warga di Kelurahan Pengadegan, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan mengungsi akibat banjir yang terjadi, Rabu (1/1).
Salah satu titik pengungsian itu ada di GOR Pancoran, di Kelurahan Kalibata. Di sini, sekitar 500-700 warga mengungsi. Salah satu warga yang mengungsi mengungkap bahwa air yang datang pada siang hari itu seperti tsunami.
BACA JUGA: DPR Peduli Bencana Sambangi Korban Banjir Pengadegan
“Saya waktu itu sudah panik. Airnya kencang banget, kayak tsunami,” kata Ibu Juju, salah satu warga RT 5, RW 1, Kelurahan Pengadegan, Pancoran, Jumat (3/1).
Juju bersama suami, dua anak, dan satu cucunya terpaksa mengungsi di GOR Pancoran. Rumahnya terendam banjir. Juju mengaku tidak menyangka banjir yang terjadi sangat besar. Sebelumnya tidak pernah seperti itu. Juju mengatakan hujan memang turun saat malam Tahun Baru 2020, tetapi tidak ada tanda-tanda akan terjadi banjir.
BACA JUGA: Janji Anies Baswedan 2019 tak Ada Banjir, Faktanya Jakarta Porak-poranda
Namun, esok harinya, ada pemberitahuan bahwa diperkirakan air dari Kali Ciliwung datang pukul 15.00. “Kami sudah siap-siap, tetapi airnya datang lebih cepat (sebelum pukul 15.00),” ungkap Juju.
Ia pun berupaya menyelamatkan keluarganya. Pakaian yang bisa diselamatkan dimasukkan ke dalam karung. “Saya tidak punya tas,” ujarnya.
BACA JUGA: Anies Baswedan Tunggu Langkah Pemerintah Pusat Mengatasi Banjir Jakarta
Salah satu warga, Wariyem (56) mengatakan bahwa banjir di rumahnya mencapai enam meter. Banjir ini tidak seperti yang pernah terjadi sebelumnya. Barang-barang yang ada di rumahnya terendam. “Airnya tinggi sekali, sekitar enam meter,” kata Wariyem di lokasi pengungsian.
Lurah Pengadegan Azhari mengatakan bahwa GOR Pancoran merupakan satu dari tujuh titik lokasi pengungsian di kelurahan yang dipimpinnya. "Di Kelurahan Pengadegan ada tujuh titik pengungsian. Banjirnya besar waktu itu," katanya di lokasi. (boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy