Seorang bocah berusia 15 tahun yang bernama Mohd Hamidi Abdul Hamid hanyut dan tewas tenggelam kemarin saat bermain di areal persawahan dekat rumahnya di Kuala Terengganu, Negara Bagian Terengganu. Wilayah tersebut merupakan satu di antara tiga negara bagian di timurlaut Malaysia yang diterpa hujan deras. Akibat tingginya curah hujan, air sungai pun meluap.
Surat kabar The Star memberitakan bahwa Rabu lalu Samhanim Ramli, 36, tewas setelah terpeleset di sungai saat berusaha mengambil jaring ikan miliknya yang hanyut terbawa arus. Kantor Berita Bernama melaporkan bahwa 16 ribu warga dievakuasi pada Rabu malam lalu setelah genangan air bah setinggi atap rumah mereka. Tapi, empat ribu warga mulai kembali ke rumah mereka kemarin.
Hujan sangat deras yang disertai oleh gelombang pasang tinggi melanda Negara Bagian Terengganu, Pahang, dan Kelantan. Sejumlah sungai meluap dan air bah menutupi jalanan. Akibatnya, sejumlah jalan utama terpaksa ditutup.
Kemacetan luar biasa terjadi di jalanan setelah banyak warga meninggalkan mobil mereka yang mogok. Sebagian yang lain harus mendorong mobil mereka di tengah banjir setinggi pinggang orang dewasa. Di Rantau Panjang, kota di dekat perbatasan Thailand dan di utara Negara Bagian Kelantan, atau sekitar 500 kilometer sebelah timurlaut Kuala Lumpur, tinggi genangan air mencapai dada.
Salah satu bagian dari bendungan Paya Peda di Kuala Terengganu terpaksa dirusak untuk mengurangi tekanan air. Padahal, proyek bendungan yang menelan biaya USD 108 juta (sekitar Rp 1 triliun) itu dalam proses perbaikan.
Badan Meteorologi Malaysia memprediksi hujan deras masih akan melanda pesisir timur hingga beberapa hari ke depan. Menurut Muhammad Helmi Abdullah, direktur lembaga itu, angin muson (musim hujan) di timurlaut akan berlangsung hingga Maret mendatang. ’’Masih akan terjadi sedikitnya tiga episode lagi hujan sangat deras di beberapa negara bagian di sana hingga awal tahun depan,’’ jelasnya.
Di Kuantan, ibu kota Negara Bagian Pahang, sejumlah pertokoan terkena dampak banjir setelah hujan deras turun tiga hari secara berturut-turut. Sedikitnya, tiga ribu warga mengungsi ke sejumlah tempat penampungan di sekolah dan balai desa. Pemerintah setempat menyediakan makanan hangat dan selimut.
Ratusan pemilik kendaraan terjebak banjir. Mobil-mobil yang ditinggal di tempat parkir bawah tanah rusak akibat terendam air.
Nagandran Bangariah, 31, warga Kuantan, mengatakan bahwa banjir kali ini adalah yang terburuk selama sepuluh tahun terakhir. ’’Pemandangannya terlihat mengerikan. Tumpukan sampah yang terapung terlihat di mana-mana. Pemilik kendaraan harus memindahkan mobilnya ke tempat yang lebih tinggi,’’ jelasnya.
Razali Sulong, 52, seorang warga di Pahang, membawa istri dan lima anaknya mengungsi ke tempat penampungan di sebuah sekolah.
’’Banjir biasa terjadi setiap tahun. Tapi, kali ini air bah datang sangat cepat,’’ ucapnya. ’’Kami akan tetap bertahan di sini dua hari lagi. Sebab, di sini banyak makanan dan selimut,’’ tuturnya. (AFP/AP/cak/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesawat Militer Kazakhstan Jatuh
Redaktur : Tim Redaksi