jpnn.com - SINGKAWANG- Banjir yang melanda Kota Singkawang sejak Minggu (22/12) diklaim mulai surut. Namun, hingga kini masih banyak daerah di kota Bumi Bertuah Gayung Bersambut yang terendam banjir, bahkan air juga terlihat masih menggenangi tempat ibadah, bank, Rumah Sakit, pasar serta fasilitas umum lainnya.
Pantauan Pontianak Post (JPNN Grup) pada Rabu (25/12) banjir masih melanda wilayah pasar, yakni di Jalan Setia Budi, Budi Utomo serta Pasar Beringin.
BACA JUGA: Tersangka, Ketua dan 5 Anggota DPRD Seruyan Ditahan
Kawasan yang merupakan salah satu pusat ekonomi, dengan banyaknya pertokoan terkena banjir, banyak diantaranya masih menutup tempat usahanya.
Ketinggian air di wilayah ini, pada Rabu pagi terlihat mulai surut jika dibandingkan Selasa malam atau sehari sebelumnya. Pada Selasa (24/12) misalnya, daerah ini tidak bisa dilewati kendaraan bermotor, namun pada Rabu sudah bisa dilalui.
BACA JUGA: BUMN Tunggu Pemprov Riau Bayar Utang
Begitu juga dengan kondisi Pasar Beringin, salah satu pasar tradisional di Kota Singkawang ditinggalkan para pedagang. Mereka berpindah menjajakan dagangannya di sekitar Tugu Naga, Jalan Kepol Mahmud dan Niaga. Selama banjir melanda Singkawang, tempat “baru” tersebut terutama pada pagi hari suasana seperti pasar pada umumnya.
Banjir juga menggenangi beberapa halaman Gereja yang ada di Kota Singkawang, seperti terlihat Gereja GKKB Jemaat Singkawang di Jalan Stasiun, kemudian Gereja Santapan Rohani Indonesia Jalan Kalimantan, Gereja di daerah Pasar Baru. Bukan hanya Gereja, beberapa Masjid juga terendam banjir, meskipun di halamannya saja, misalkan Masjid yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman.
BACA JUGA: Dana Raskin Rp400 Juta Belum Disalurkan
Genangan air juga terlihat memenuhi halaman di beberapa Bank di kota ini, seperti terlihat di Jalan Nusantara, kemudian Halaman KantorPegadian, Mapolres Singkawang hingga Rabu (25/12) yang juga berada di jalan tersebut.
Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Singkawang, Zulfian Agus mengatakan kondisi ketinggian banjir pada Rabu (25/12) terutama di Pasar dari hasil pantauannya, telah terjadi penurunan.
"Ketinggian air di wilayah Pasar, terjadi penurunan," kata Agus, Rabu (25/12).
Namun kondisi tersebut berbalik dengan yang ada di daerah Singkawang Selatan, yakni Gang Rambai dan Nipah Kuning malah terjadi kenaikan debit air. Bahkan atas kondisi tersebut, sekitar 40 jiwa dari dua gang tersebut diungsikan.
“Daerah Rambai dan Nipah Kuning telah diprediksi rawan akan banjir, dan itu terjadi pada Rabu (25/12), warga pun diungsikan ke Kantor Camat Singkawang Selatan,” kata Agus, Rabu (25/12).
Sehari sebelumnya Selasa (24/12), dua titik pengungsian yang telah disiapkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Tagana Kota Singkawang, yakni di Aula Kantor Camat Singkawang Barat dan Kantor Lurah Condong sudah terisi warga yang mengungsi.
“Posko banjir di Aula Kantor Camat dan Kantor Lurah Condong sejak hari Senin Sore mulai ditempati warga, di Aula Kantor Camat Singkawang Barat pengungsinya kebanyakan dari Kelurahan Pasiran, kemudian di Kantor Kelurahan Condong untuk pengungsi dari kawasan Singkawang Tengah, untuk dua wilayah ini kalau dijumlahkan sekitar 300 lebih Jiwa,” kata Agus.
Di Posko Banjir, lanjut Agus, telah disediakan dapur umum. Urusan makan telah disediakan, kemudian juga kebutuhan bayi atau anak-anak. “Di pengungsian kita telah stand by kan petugas kesehatan dari Dinas Kesehatan, lantaran untuk di Aula Kantor Camat Singkawang Barat, ada satu lansia menderita sakit asma,” kata Agus.
Kepala BPBD Kota Singkawang, Syafrudin menyebutkan untuk masalah bantuan, pada Selasa sore datang beras sebanyak tiga Ton, yang akan diberikan kepada warga di Posko Banjir.
Mengenai kondisi air, pihaknya terus melakukan pemantauan perkembangannya. Dilihatnya banjir yang ada di Singkawang secara cepat mengalami perubahan. "Ketinggian air di beberapa tempat memang berbeda, misalkan di daerah Pasar sekarang ini tinggi, besok atau beberapa jam setelahnya bisa saja turun dan airnya berpindah ke daerah lain,” kata Syafrudin.
Banjir yang terjadi di Singkawang, selain karena curah hujan dan air pasang laut tinggi. Juga dikarenakan kiriman dari beberapa daerah di sekitarnya. “Kalau hujan terjadi di Singkawang, memang sedikit memengaruhi ketinggian air, namun yang paling dikhawatirkan adalah adanya air kiriman dari daerah luar Singkawang,” katanya.
Berdasarkan data dari BPBD Kota Singkawang, warga yang menempati pengungsi Di Kecamatan Singkawang Barat sebanyak 18 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 60 jiwa. Kecamatan Singkawang Tengah berjumlah 43 KK atau sekitar 293 jiwa. Rabu (25/12) pukul 07.00 Wib, bantuan sementara untuk setiap shelter terdekat sudah diserahkan, seperti mie instan, ikan sarden, gula, kopi dan selimut.
Sebelumnya, berdasarkan hasil monitor banjir pada Minggu (22/12) sekitar pukul 11.00 Wib, daerah yang tergenang air di daerah Singkawang Barat untuk Kelurahan Pasiran terjadi di RT 8 sampai dengan RT12 (Jalan Pasar Turi Dalam dan Luar, Gang Seksama, RSU Harapan Bersama, Jalan Pasar Baru, Pulau Belitung, Saman Bujang- jalan Kepol
Mahmud, GM Situt (Gang Arjuna, Sadewa, Jalan Asia. Jalan Diponegoro, Gang Proklamasi sampai Gang Pelita), di Jalan Antasari (Gang Satelit dan Palapa ), di Jalan Swadaya, Jalan Tsafiudin (Gang Permata Hijau ) dan Jalan Alianyang (Gang Satria).
Salah satu warga Jalan Jenderal Sudirman, Afan mengaku pada Selasa (24/12) malam air di rumah dan sekitarnya mulai tinggi. Guna mengantisipasi ketinggian air yang terus bertambah, barang-barang di dalam rumah disimpan di tempat yang tinggi.
“Kita sudah naikkan barang-barang di tempat yang lebih tinggi, karena air dari malam mulai naik,” kata Afan, Selasa (24/12). Dirinya pun telah mengungsikan orang tuanya ke tempat yang aman, yakni di Hotel.
Hujan yang sempat terjadi pada Rabu (25/12) siang, membuat khawatir beberapa warga, terutama rumahnya yang sampai saat ini masih terendam air.(fah)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pantai Kuta Dinyatakan Darurat
Redaktur : Tim Redaksi